15 Bentuk Model dan Metode Pembelajaran untuk Guru Kreatif

Diposting pada

Gatrailmu.com. Seorang Guru harus mampu memilih model dan metode pembelajaran sesuai karakteristik materi yang akan diajarkan.

Tidak semua model dan metode pembelajaran cocok dan sesuai diterapkan pada seluruh jenis materi pembelajaran.

Oleh karena itu, kemampuan guru dalam memilih model dan metode pembelajaran diperlukan, sehingga tujuan belajar yang ingin dicapai dapat lebih maksimal.

Berikut adalah 15 bentuk model dan metode pembelajaran yang dapat guru terapkan dan sesuaikan di dalam kelas.

1. TAI (Team Assisted Individualy)

Terjemahan bebas dari istilah di atas adalah Bantuan Individual dalam Kelompok (BidaK) dengan karateristik bahwa tanggung jawab belajar adalah pada siswa.

Sehingga, siswa harus membangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru. Pola komunikasi guru-siswa adalah negosiasi dan bukan imposisi-intruksi.

Sintaksi BidaK  adalah: (1) Buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupa modul; (2) Siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota kelompok secara individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi; dan (3) Penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif.

2. STAD (Student Teams Achievement Division)

STAD yaitu merupakan salah satu model pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas.

Kegiatan diakhiri dengan kuis individual buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward.

3. NHT (Numbered Head Together)

NHT adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan sintaks : pengarahan, buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama).

Kemudian bekerja kelompok, presentasi kelompok dengan nomor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri reward.

4. Jigsaw

Model pembelajaran Jigsaw termasuk pembelajaran kooperatif dengan sintaks : pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok.

Tiap anggota kelompok bertugas membahas bagian tertentu, tiap kelompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok asal, pelaksanaan tutorial pada kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

 5. TPS (Think Pairs Share)

Model pembelajaran TPS juga termasuk tipe koperatif dengan sintaks : guru menyajikan materi klasikal, berikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs). Presentasi kelompok (share), kuis individual, buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.

6. GI (Group Investigation)

Model koperatif tipe GI dengan sintaks : pengarahan, buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas, rencanakan pelaksanaan investigasi.

Tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam sekolah, jenis dagangan dan keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan staf sekolah), pengolahan data penyajian data hasil investigasi, presentasi.

Kegiatan berakhir dengan kuis individual, buat skor perkembangan siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.

7. MEA (Means-Ends Analysis)

Model pembelajaran ini adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah. Sintaksnya adalah sajikan materi dengan pendekatan pemecahan masalah berbasis heuristik. Elaborasi menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana, identifikasi perbedaan, susun sub-sub masalah sehingga terjadi koneksivitas, pilih strategi solusi.

 8. CPS (Creative Problem SDemikian informasi tentang olving)

Model pembelajaran CPS merupakan variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Sintaksnya adalah mulai dari fakta aktual sesuai dengan materi bahan ajar melalui tanya jawab lisan, identifikasi permasalahan dan fokus-pilih, mengolah pikiran sehingga muncul gagasan orisinil untuk menentukan solusi, presentasi dan diskusi.

 9. TTW (Think Talk Write)

Memulai pembelajaran ini dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternative solusi). Mengomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian buat laporan hasil presentasi.

Sintaknya adalah: informasi, kelompok (membaca-mencatat-menandai), presentasi, diskusi, dan melaporkan.

 10. TS – ST (Two Stay – Two Stray)

Pembelajaran model ini merupakan pembelajaran dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain.

Sintaknya adalah kerja kelompok, dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap di kelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain, kerja kelompok, kembali ke kelompok asal, kerja kelompok, laporan kelompok.

11. CORE (Connecting, Organizing, Refleting, Extending)

Sintaknya yaitu (C) koneksi informasi lama-baru dan antar konsep, (0) organisasi ide untuk memahami materi, (R) memikirkan kembali, mendalami, dan menggali, (E) mengembangkan, memperluas, menggunakan, dan menemukan.

 12. SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)

Pembelajaran ini adalah strategi membaca yang dapat mengembangkan meta kognitif siswa, yaitu dengan menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar secara seksama-cermat.

Sintaknya adalah Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata kunci. Question dengan membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana, darimana) tentang bahan bacaan, Read dengan membaca teks dan cari jawabanya. Recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan (catat-bahas bersama), dan Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh.

 13. SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review)

SQ4R adalah pengembangan dari SQ3R dengan menambahkan unsur Reflect, yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks aktual yang relevan.

 14. Meaningful Instructionnal Design (MID)

Model MID yaitu  pembelajaran yang mengutamakan kebermaknaan belajar dan efektifivitas dengan cara membuat kerangka kerja-aktivitas secara konseptual kognitif-konstruktivis.

Sintaknya adalah (1) lead-in dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan pengalaman, analisis pengalaman, dan konsep-ide; (2) reconstruction melakukan fasilitasi pengalaman belajar; (3) production melalui ekspresi-apresiasi konsep

15. CRI (Certainly of Response Index)

CRI digunakan untuk mengobservasi proses pembelajaran yang berkenaan dengan tingkat keyakinan siswa tentang kemampuannya untuk memilih dan menggunakan pengetahuan tersebut.

Dalam CRI menggunakan rubrik dengan penskoran 0 untuk totally guested answer, 1 untuk amost guest, 2 untuk not sure, 3 untuk sure, 4 untuk almost certain, dan 5 untuk certain.

Demikian informasi tentang 15 Bentuk Model dan Metode Pembelajaran untuk Guru Kreatif. Semoga bermanfaat.***

Tinggalkan Balasan