Majas Sinekdoke : Perbedaan Pars Pro Toto dan Totem Pro Parte

Diposting pada

Majas Sinekdoke : Perbedaan Pars Pro Toto dan Totem Pro Parte

Tutorilmu.id. Gaya bahasa merupakan merupakan salah satu teknik seseorang dalam memaparkan gagasan sesuai ide dan norma yang digunakan sebagaimana ciri khas pengarang itu sendiri.

Jadi, ada anggapan bahwa gaya bahasa sebagai perhiasan oleh penulis, khususnya sastrawan sehingga dengan  gaya bahasa sebuah karya  dapat terlihat indah.

Gaya bahasa atau majas sinekdoke termasuk dalam majas pertautan. Majas pertautan yaitu majas yang menjelaskan suatu keadaan dengan mengaitkan objek lain yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama.

Baca : Pengertian Hiperbola, Karakteristik, dan Contoh Penggunaannya

Majas sinekdoke sangatlah kontekstual. Artinya yaitu majas hanya berlaku untuk keadaan tertentu yang spesifik. Majas ini ada dua jenis yaitu pars pro toto dengan totem pro parte yaitu dari kata istilah yang diambil dari bahasa latin.

Pengertian Majas Sinekdoke

Keraf (2010, hlm. 142) berpendapat bahwa sinekdoke merupakan bahasa figuratif yang menggunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan (pas pro toto) atau justru sebaliknya menggunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totum pro parte).

Sementara itu, Nurgiyantoro (2017, hlm. 300) mengemukakan bahwa sinekdoke adalah gaya bahasa yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhan (pars pro toto) atau sebaliknya (totum pro parte).

Dari kedua pendapat ahli di atas, dapat kita simpulkan bahwa sinekdoke adalah gaya bahasa yang menggunakan nama sebagian untuk seluruhnya atau sebaliknya.

Jenis Majas Sinekdoke

Majas sinekdoke terbagi menjadi dua macam atau jenis, yaitu:

1. Pars Pro Toto

Majas sinekdoke adalah gaya bahasa atau kiasan yang menjelaskan atau menyebutkan sesuatu sebagian sebagai perwakilan untuk menyatakan keseluruhan atau sering kita sebut sebagai pars pro toto.

Berdasarkan kata bahasanya pars pro toto secara bahasa yaitu artinya suatu bagian yang menggambarkan keseluruhan.

Sinekdoke pars pro toto kegunaannya untuk menimbulkan rasa keterkaitan dari pembaca atau pendengar terhadap sesuatu yang disampaikan melalui kemudahan dan keringkasan yang diberikan dari sebagian halnya saja. Rasa penasaran pembaca juga turut “dimainkan” untuk mengetahui apa yang dimaksud oleh teks.

contoh

1. Atlit muda itu memiliki kaki super

2. Hanya dengan sedikit ilmu, saya akan membantu program tersebut.

3. Setiap kepala harus membayar Rp. 75.000.

4. Sudah lama Andi tidak nampak batang hidungnya.

5. Kukirimsepucuk surat cinta ini untuk mengobati rasa rindu yang semakin menggebu.

2. Totem Pro Parte

Majas sinekdoke yang menjelaskan secara kesuluruhan objek untuk menyatakan yang sebagian (padahal maksudnya hanya sebagian) itu adalah sebagai totem pro parte.

Berdasarkan kata bahasanya totem pro parte memiliki arti keseluruhan untuk sebagian

Sinekdoke totum pro parte biasanya  untuk melakukan generalisasi agar tidak hanya satu atau dua pihak saja yang terlibat.

contoh

1. SMA Nusantara menjuarai lomba baca Puisi tingkat Nasional

2. Penduduk desa Suka Maju merayakan tahun baru dengan harapan dan impian penuh.

3.  Para wanita menyiapkan  makanan dan minuman untuk acara resepsi di rumah Udin

4. Polri berhasil meringkus kawanan  begal yang sering beraksi di daerah Palembang.

5. DPR berusaha melemahkan KPK.

Demikian ulasan tentang Majas Sinekdoke : Perbedaan Pars Pro Toto dan Totem Pro Parte. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan