Penyebab Perbedaan Lamanya Waktu Puasa di Berbagai Negara

Diposting pada

Penyebab Perbedaan Lamanya Waktu Puasa di Berbagai Negara

Gatrailmu.com. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama telah menetapkan bahwa 1 Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi jatuh pada hari Selasa, 12 Maret 2024. Penetapan 1 Ramadan 1445 Hijriah ini tidak hanya berlaku di Indonesia saja, tetapi juga di beberapa negara lain. Hal tersebut berarti seluruh umat Islam dari berbagai penjuru dunia akan memulai melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan 1445 Hijriah ini.

Perbedaan letak geografis tentu saja mempengaruhi lamanya pergantian pagi dan petang di berbagai negara. Masing-masing negara memiliki panjang waktu yang berbeda dalam setiap harinya. Di negara kita, Indonesia, panjang waktu puasa adalah 13 jam 16 menit. Itu karena Indonesia termasuk negara dengan waktu puasa yang pendek, sebab keberadaannya dekat dengan garis khatulistiwa.

Para peneliti saat ini bahkan sudah bisa menghitung durasi waktu puasa, hingga tahun 2032. Umat Islam yang tinggal di utara durasi berpuasa akan lebih pendek, dikarenakan waktu siang hari lebih pendek setiap tahunnya. Pada tahun berikutnya, durasi berpuasa mereka akan terpanjang. Hal sebaliknya juga di bumi Selatan.

Karenanya, dalam sejumlah fatwa yang dikeluarkan ulama setempat memutuskan umat Islam di wilayah dengan durasi puasa terpanjang akan mengikuti waktu Makkah, Arab Saudi atau negara Muslim terdekatnya.

Wilayah dengan durasi puasa terpanjang:

Nuuk-Greenland 19-20 jam

Reykjavik, Islandia 19-20 jam

Helsinki, Finlandia 18-19 jam

Stockholm, Swedia 17-18 jam

Glasgow, Skotlandia, 17-18 jam

Wilayah dengan durasi puasa terpendek :

Christchurch, Selandia Baru 11 jam 20 menit

Puerto Montt, Chili 11 jam 30 menit

Canberra, Australia 11 jam, 47 menit

Montevideo, Uruguay, 11 Jam 48 menit

Cape Town, Afrika Selatan 11 jam 52 menit

Penyebab Perbedaan Lama Waktu Puasa di Berbagai Negara

Penyebab Perbedaan Lama Waktu Puasa di Berbagai Negara

Perbedaan waktu puasa antar negara satu dengan negara lain bisa cukup signifikan, tergantung di belahan bumi mana umat Muslim tinggal. Perbedaan lamanya puasa di beberapa negara ini dapat dijelaskan secara ilmiah karena berkaitan dengan rotasi dan revolusi bumi Rotasi merupakan gerak perputaran Bumi pada sumbunya, sedangkan revolusi adalah gerak Bumi mengelilingi matahari.

Bumi memerlukan waktu selama satu tahun untuk berevolusi atau bergerak mengelilingi Matahari. Selama melakukan gerak revolusi tersebut, Bumi juga melakukan gerak rotasi.

Di dalam melakukan kedua gerakan tersebut, sumbu rotasi Bumi tidaklah sejajar terhadap sumbu revolusi, melainkan sedikit miring sebesar 23,5 derajat. Akibatnya, Matahari tidak selalu terlihat di atas khatulistiwa Bumi, tapi akan terlihat di bagian utara atau selatan Bumi.

Perputaran bumi dalam mengelilingi matahari tidaklah lurus akan tetapi dalam posisi miring. Hal ini menyebabkan dalam waktu tertentu (Maret – September), negara-negara di belahan bumi utara akan menerima cahaya matahari lebih lama dari yang di selatan.

Pada waktu yang lain (Oktober – Februari), negara negara di belahan bumi selatan menerima cahaya matahari lebih lama dari yang di utara.

Pada saat matahari berada di khatulistiwa, maka semua tempat di bumi, kecuali kutub, mempunyai waktu siang dan malam yang sama, yaitu 12 jam, sehingga negara-negara di khatulistiwa cenderung mengalami waktu puasa yang sama. 

Umat Muslim di Indonesia cukup beruntung karena hidup di bawah garis khatulistiwa, sehingga memiliki durasi waktu puasa yang tidak terlalu lama, yaitu hanya sekitar 13 jam. 

Pada saat matahari berada di garis balik utara, maka belahan bumi utara mengalami siang lebih lama dibandingkan malam hari, sedangkan belahan bumi selatan mengalami siang hari lebih pendek dibandingkan malam hari.

Di saat matahari berada di garis balik selatan, maka belahan bumi selatan mengalami siang hari lebih lama dibandingkan malam hari dan belahan bumi utara mengalami siang lebih pendek dibandingkan malam hari.

Wilayah subtropis akan mendapatkan siang yang lebih panjang. Hal ini karena perbandingan cahaya dan bayangan (siang dan malam) adalah sekitar 60 % : 40 %.

Sementara di bagian tropis, perbandingan cahaya dan bayangannya adalah 50 % : 50 %. Hal inilah yang menyebabkan durasi puasa di berbagi negara berbeda-beda.

Baca :

Demikian penyebab perbedaan lamanya waktu puasa di berbagai negara. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan