Perubahan Makna Kata dalam Bahasa Indonesia

Diposting pada

Perubahan Makna Kata dalam Bahasa Indonesia

Tutorilmu.id. Kata-kata menjadi bagian unsur bahasa yang sangat penting, karena kata mempunyai arti dan makna tersendiri. Penggunaan  menyesuaikan dengan arti dan makna yang terkandung di  dalamnya. Selain itu, suatu kata juga sangat mungkin untuk mengalami perubahan makna kata.

Bahasa dan manusia merupakan dua hal yang saling berkaitan dan tidak dapat kita pisahkan, sebab dalam kehidupan sehari-hari manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi.

Jadi bahasa akan terus mengalami perkembangan  dan tidak menutup kemungkinan  akan menghasilkan kata-kata baru atau mengalami perubahan makna.

Baca : Relasi Makna dalam Bahasa Indonesia

Faktor-Faktor Perubahan Makna

Penyebab perubahan makna dapat terjadi  oleh dua faktor, yaitu faktor kebahasaan dan non-kebahasaan.

Faktor kebahasaan adalah salah satu perubahan arti yang berasal dari bahasa itu sendiri.

Sedangkan sebab non-kebahasaan antara lain yaitu oleh:

1.. Perkembangan ilmu dan teknologi, yang menyebabkan terjadinya pergeseran, perubahan, dan perkembangan referen  makna awalnya. Biasanya hal ini terjadi karena suatu benda yang telah berubah

2. Perubahan sosial, yang biasanya merupakan akibat perkembangan struktur fisik dan mental masyarakat sehingga menyebabkan arti sebuah kata terpengaruh sedemikian rupa demi kepentingan tersebut.

3. Perluasan bidang pemakaian, yaitu sebuah kosa kata yang biasanya hanya dipakai oleh bidang tertentu,  di bidang lain bisa memakanya.

4. Pengaruh asing, yaitu konsep perubahan arti leksikal tertentu dalam bahasa asing yang masuk ke dalam bahasa lainnya.

5. Kebutuhan istilah baru, yaitu kebutuhan istilah baru ini sangat terkait dengan persentuhan sebuah bahasa dengan bahasa lainnya atau perkembangan realitas kehidupan yang merupakan pengaruh dari kebudayaan yang berada di luar bahasa tersebut.

6. Tabu, hal yang melandasi berkaitan dengan persoalan kenyamanan, kesopanan, dan ketakutan. biasayanya mengakibatkan ungkapan eufimistik yang menggantikan ungkapan tabu menjadi berubah arti.

Bentuk Perubahan Makna Kata

Macam-macam makna kata lahir karena adanya perubahan makna yang menyangkut banyak hal. Bentuk-bentuk perubahan makna antara lain yaitu peyorasi, ameliorasi, perluasan, penyempitan, asosiasi dan sinestesia.

Untuk lebih jelasnya mari kita simak uraian berikut ini.

1. Peyorasi

Peyorasi terjadi jika ada kata yang maknanya bergeser menjadi lebih rendah atau negatif daripada makna asli atau sebelumnya.

Contoh:

a. Kata kroni mengalami perubahan makna yang lebih rendah. Sebelumnya, kata ini bermakna sahabat, tapi kini kata kroni justru punya makna negatif yaitu kawan dari seorang penjahat.

b. Kata babi mengalami perubahan makna yang lebih rendah. Sebelumnya, kata ini untuk menyebut salah satu spesies binatang. Namun kata babi kini bergeser maknanya sebagai kata umpatan.

2..Ameliorasi

Kebalikan dari peyorasi adalah ameliorasi. Yaitu merupakan perubahan makna dalam bahasa Indonesia yang menunjukkan pergeseran makna kata menjadi lebih positif.

Ameliorasi dibagi menjadi dua jenis yaitu eufemisme dan disfemisme.

1) Eufemisme

Eufemisme merupakan pemakaian kata yang lebih halus, biasanya untuk menghindari kata tabu atau yang dilarang. Sehingga makna kata tersebut terkesan lebih halus.
Contoh:

a. Kata meninggal untuk memperhalus kata mati.

b. Kata hamil untuk memperhalus kata bunting.

2) Disfemisme

Kebalikan dari eufimisme, disfemisme adalah perluasan makna dengan makna yang lebih kasar.

Contoh:

a. Kata maling sebagai bentuk kasar dari pencuri.

b. Kata maling sebagai bentuk kasar dari koruptor.

3. Perluasan

Jenis perubahan makna yang berikutnya bisa terjadi karena adanya proses perluasan. Yang dimaksud adalah merupakan penggunaan suatu kata yang membuat makna dari kata tersebut semakin meluas dan umum.

Contoh :

a. Kata bapak, ibu, saudara sebelumnya untuk menyebutkan atau menyapa orang yang masih memiliki hubungan keluarga, namun sekarang sudah bisa untuk menyebut orang di luar hubungan kekeluargaan.

b. Kata kepala, dahulu hanya untuk menyebutkan atau menunjuk tubuh bagian atas. Kini makna kata kepala telah meluas seiring penggunaannya pada frase kepala kereta, kepala sekolah, kepala rumah sakit, dan sebagainya.

4. Penyempitan

Sesuai dengan namanya, perubahan makna dalam kata tersebut terjadi lantaran makna kata yang semula bersifat luas dan umum, kemudian bergeser menjadi lebih khusus.

Conoh :

a. Kata ahli dahulu merujuk pada anak keturunan (ahli waris), namun sekarang penggunaannya dibatasi untuk menyebut orang dengan tingkat kepakaran tertentu. Misalnya kata ahli nuklir, ahli penyakit dalam, dll.

b. Kata motor dahulu bermakna alat penggerak pada semua jenis mesin, sekarang  bermakna kendaraan roda dua.

5. Asosiasi

Asosiasi adalah hubungan antara makna asli dengan makna baru dalam situasi yang berbeda, namun maknanya tetap masih terdapat pertalian atau asisoatif.

Contoh :

a. Kata amplop bukan lagi amplop yang berfungsi sebagai sampul surat, tetapi yang amplop yang berisi uang.

b. Kata kursi bukan lagi kursi yang berfungsi sebagai tempat duduk, tetapi sudah bermakna jabatan

6. Sinestesia

Macam-macam makna kata juga bisa terjadi karena adanya perubahan makna akibat tanggapan dari indra seseorang. Baik itu  indra penciuman, pendengaran, penglihatan, indra peraba, dan perasa.

Perubahan makna akibat pertukaran indra, disebut sinestesi. Seperti indra penciuman menghasilkan kata busuk, harum, pendengaran menghasilkan kata keras, lembut, merdu,  penglihatan menimbulkan kata gelap, jelas, terang, kabur, indra peraba menghasilkan kata halus, kasar.

Contoh :

a. Suaranya bening.

D. Kata-katanya pedas, sehingga orang malas untuk berbicara dengannya.

Demikian pembahasan tentang perubahan makna kata dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan