Gatrailmu.com. Karya sastra yang berkembang di kalangan masyarakat tradisional salah satunya adalah cerita rakyat. Cerita ini biasanya penyebarannya dari mulut ke mulut, sehingga identitas pengarangnya bersifat anonim.
Cerita rakyat bermula atau berawal dari masyarakat serta berkembang di kalangan masyarakat luas, sehingga termasuk sebagai bentuk sastra lisan
Hal ini menjadi ciri khas di setiap bangsa yang mempunyai kultur budaya yang beraneka ragam yang mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang masing-masing bangsa memilikinya.
Baca : Pengertian Karya Sastra, Fungsi, Ciri-ciri, dan Jenisnya
Pada umumnya, dalam cerita rakyat mengisahkan mengenai suatu kejadian di suatu tempat atau asal muasal suatu tempat. Tokoh-tokoh yang dalam cerita ini umumnya berbentuk binatang, manusia dan dewa
Kisah dalam cerita ini penyebarannya secara turun-temurun oleh penduduk suatu daerah. Cerita tersebut biasanya mengandung pesan-pesan luhur kepada pendengarnya.
Ciri-Ciri Cerita Rakyat
Berikut ini adalah ciri-ciri cerita rakyat.
1. Penyebarannya secara lisan
2. Bersifat turun-temurun
3. Anonim
4. Kaya nilai-nilai luhur
5. Bersifat tradisional
6. Memiliki banyak versi dan variasi
7. Mempunyai bentuk-bentuk klise dalam susunan atau cara pengungkapannya.
8. Istana sentris
Fungsi Cerita Rakyat
Pada dasarnya, cerita rakyat ingin menyampaikan pesan atau amanat yang dapat bermanfaat bagi watak dan kepribadian para pendengarnya. Salah satu fungsi dari cerita rakyat adalah sebagai pengukuh nilai-nilai sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat
Fungsi lain cerita rakyat, yaitu sebagai sarana hiburan. Dengan mendengarkan cerita rakyat sepeti dongeng, mite atau legenda, kita sekan-akan kita berkelana ke alam lain yang tidak kita jumpai dalam pengalaman hidup sehari-hari.
Secara lengkap fungsi cerita rakyat adalah sebagai berikut.
1. Fungsi sarana pendidikan, yaitu pada dasarnya cerita rakyat ingin menyampaikan pesan atau amanat yang dapat bermanfaat bagi watak dan kepribadian para pendengarnya.
2. Fungsi sarana penggalang rasa kesetiakawanan di antara warga masyarakat yang menjadi pemilik cerita rakyat tersebut.
3. Sebagai pengokoh nilai-nilai sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat. Dalam cerita rakyat terkadang ajaran-ajaran etika dan moral sebagai pedoman bagi masyarakat. Di samping itu di dalamnya juga terdapat sebuah larangan dan pantangan. Cerita rakyat bagi warga masyarakat pendukungnya bisa menjadi tuntunan tingkah laku dalam pergaulan sosial.
Struktur Cerita Rakyat
Struktur cerita rakyat terdiri dari tiga tahapan, sebagai berikut.
1. Tahapan Pertama
Pertama merupakan tahapan pengenalan cerita. Biasanya dimulai dengan pengenalan tokoh, latar tempat dan suasana serta beberapa gambaran awal dimulainya cerita.
2. Tahap Peristiwa
Tahap ini merupakan tahap dimulainya tokoh bertemu tokoh lain. Biasanya di sini sudah mulai muncul beberapa konflik atau masalah yang terjadi. Biasanya di tahap ini beberapa peristiwa terajadi secara berurutan mulai dari sebab peristiwa sampai konflik memuncak.
3. Tahap penyelesaian
Setelah terdapat konflik yang dialami oleh tokoh cerita. Biasanya terdapat penyelesaian dari konflik tersebut. Identiknya cerita rakyat diselesaikan dengan tokoh baik yang akan mendapatkan kemenangan dan sebaliknya tokoh yang jahat akan mendapatkan balasan atas perbuatannya. Selain itu, penulis cerita rakyat juga bisa menambahkan beberapa amanat tetapi itu semua tergantung keinginan penulis cerita dalam mengakhiri cerita tersebut.
Jenis-Jenis Cerita Rakyat
1. Legenda
Legenda merupakan cerita rakyat yang mengisahkan riwayat terjadinya suatu tempat atau wilayah. Contoh: Cerita Malin Kundang, Tangkuban Perahu, Dongeng Banyuwangi, Dongeng Gunung Batok, dan Dongeng Rawa Pening.
2. Sage
Sage merupakan cerita rakyat yang didasarkan peristiwa sejarah bercampur dengan fantasi rakyat. Contoh: Syariah Melayung, Hikayah Hang Tuah, dan Ciung Wanana.
3. Mite
Mite merupakan cerita rakyat yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap pada suatu benda yang dipercaya benda gaib. Contohnya : Nyi Roro Kidul dan Jaka Tarub..
4. Fabel
Fabel adalah cerita rakyat menokohkan binatang sebagai lambing pengajaraan moral. Contoh : Cerita Si Kancil yang Cerdik, Kancil dan Buaya, dan Hikayat Kalila.
5. Pararel
Pararel merupakan cerita rakyat yang tokohnya adalah manusia dan hewan. Contoh : Anjing Yang Loba, Semut dan Belalang, Hikayah Mahabrata, dan Hikayah Ramayana.
6. Jenaka
Jenaka, yaitu cerita rakyat tentang perilaku orang bodoh, orang malas, atau cerdik masing-masing dilukiskan secara humor. Contoh : Lebai Malang, Pak Kodok, Pak Pender, dan Pak Belalang.
7. Cerita Terbingkai
Cerita Terbingkai merupakan cerita yang didalamnya cerita lagi. Contoh : 1001 malam
8. Parabel
Parabel adalah cerita yang mengganbarkan cerita moral dengan para tokoh benda mati. Contoh : Kisah sepasang Slop.
Unsur-Unsur Cerita Rakyat
Setiap karya sastra memiliki unsur-unsur pembangun/unsur sastra, begitu pula dengan cerita rakyat. Berikut ini penjelasan dari unsur sastra dalam cerita.
1. Unsur Instrinsik
Unsur instrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari dalam. Unsur-unsur instrinsik cerita rakyat, yaitu
a. Tema
Tema merupakan pokok pikiran yang dipakai sebagai dasar pengarang; pokok pikiran pengarang; ide pokok permasalahan.
b. Alur
Alur adalah jalannya cerita; rangkaian peristiwa yang membentuk cerita dengan dasar hubungan sebab akibat. Pada umumnya alur ada tiga macam, sebagai berikut.
1). Alur maju
Alur maju merupakan peristiwa-peristiwa yang disajikan secara berurutan dari peristiwa pertama ke peristiwa selanjutnya
2). Alur mundur
Alur mundur adalah peristiwa yang diceritakan kembali.
3). Alur gabungan/zik-zakü
Alur gabungan merupakan gabungan dari alur maju dan alur mundur.
c. Latar
Latar adalah keterangan tentang tempat, waktu dan suasana; tempat/waktu terjadinya peristiwa. Latar ada tiga macam, yaitu sebagai berikut.
1) Latar tempat
Lokasi atau bangunan fisik lain yang menjadi tempat terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita.
2) Latar waktu
Waktu (masa) tertentu ketika peristiwa cerita itu terjadi.
3). Latar suasana
Salah satu unsur instrinsik yang berkaitan dengan keadaan psikologis yang timbul dengan sendirinya bersamaan dengan jalannya cerita. Suatu cerita menjadi menarik karena berlangsung dalam suasana tertentu.
d. Tokoh dan Penokohan
Penokohan adalah lukisan watak pelaku; cara pengarang menggambarkan watak tokoh. Istilah tokoh menunjukkan pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan penokohan menunjukkan pada sikap kualitas pribadi tokoh.
Dilihat dari fungsi penampilan tokoh dalam cerita, tokoh dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut.
1) Protagonis adalah tokoh yang berfungsi memberikan simpati, empati, melibatkan diri secara emosional terhadap tokoh tersebut. Tokoh yang disikapi demikian disebut tokoh protagonis
2) Antagonis adalah tokoh yang berfungsi menimbulkan konflik dan berposisi dengan tokoh protagonis.
e. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah kedudukan pengarang dalam cerita; cara pandang pengarang. Setiap pengarang memiliki sudut pandang penceritaan yang berbeda.
Ada yang menggunakan sudut pandang penceritaan orang pertama (aku atau saya); ada yang menggunakan sudut pandang penceritaan orang kedua (kamu atau kau); dan ada juga yang menggunakan sudut pandang orang ketiga (ia, dia atau nama orang).
f. Amanat
Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang.
2. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik merupakan unsur yang berada di luar karya sastra atau cerita namun turut menetukan bentuk dan isi suatu karya/cerita.
Unsur-unsur eksttrinsik cerita rakyat, yaitu : agama, politik, moral, aliran pengarang, psikologi, sejarah, sosial budaya, dan lain-lain.
Demikian ulasan tentang cerita rakyat, karakteristik, fungsi, struktur, jenis, dan unsurnya. Semoga bermanfaat.***