Jenis Legenda dan Contoh Legenda Tujuh Kepala Ular

Diposting pada

Gatrailmu.com. Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam suku dan budaya menyebabkan negara ini memiliki banyak cerita legenda. Setiap daerah pasti memiliki sedikitnya satu legenda yang telah dipercaya menjadi bagian dari sejarah.

Legenda merupakan cerita rakyat pada zaman dahulu yang berhubungan dengan peristiwa sejarah mengenai asal usul tempat yang dibumbui dengan keajaiban, kesaktian, maupun keistimewaan tokohnya.

Baca : Pengertian Legenda, Ciri-Ciri, Struktur, dan Unsur Pembentuknya

Keanekaragaman legenda menjadi suatu hal yang menarik dan memang layak untuk dijadikan edukasi. Adapun contoh dari cerita legenda yaitu Asal Mula Gunung Tangkuban Perahu, Asal Mula Danau Toba, Candi Roro Jonggrang, Malin Kundang dan lain sebagainya.

Jenis Legenda

Jenis Legenda

Dilansir dari kelaspintar.id. Menurut Jan Harold Brunvand dalam Danandjaja (2002) jenis legenda digolongkan menjadi 4 kelompok, antara lain legenda keagamaan, legenda kegaiban, legenda perseorangan, dan legenda lokal

1. Legenda Keagamaan

Jenis legenda keagamaan merupakan legenda orang-orang suci yang mengisahkan tentang para wali penyebar islam dan pemuka agama lainnya.

Terdapat panutan atau suri tauladan yang baik dalam bidang keagamaan yang dapat mempengaruhi pola kehidupan masyarakat pada zaman dahulu yang belum mengetahui nilai agama.

Contohnya, Sunan Kalijaga dan Syekh Siti Jenar di Jawa serta Legenda Ratu Calon Arang di Bali.

2. Legenda Kegaiban

Legenda yang mengisahkan kepercayaan rakyat terhadap alam ghaib. Fungsi dari legenda ini adalah meneguhkan kebenaran “takhayul” atau kepercayaan rakyat.

Contohnya Kerajaan Gaib Orang Bunian di rimba raya Sumatera, Kerajaan Gaib Pajajaran di Jawa Barat, Kerajaan Gaib Laut Kidul di Yogyakarta, Si Manis Jembatan Ancol dari Jakarta.

3. Legenda Perseorangan

Legenda yang mengisahkan tokoh tertentu yang dianggap pernah ada. Contohnya Sabai nan Aluih dan Si Pahit Lidah dari Sumatera, Si Pitung dan Nyai Dasima dari Jakarta, Lutung Kasarung dari Jawa Barat, Roro Mendut dan Jaka Tingkir dari Jawa Tengah, Suramenggolo dari Jawa Timur, serta Jayaprana dan Layonsari dari Bali.

4. Legenda Lokal

Legenda yang mengisahkan asal-usul tempat baik itu terjadinya gunung, bukit, danau, dan sebagainya. Contohnya, Legenda Danau Toba di Sumatera Utara, Legenda Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat, Legenda Candi Roro Jonggrang di Yogyakarta, dan Legenda Desa Trunyan di Bali

Contoh Legenda

Legenda Tujuh Kepala Ular

Pada suatu masa rakyat kerajaan Kutei Rukam di Lebong, Bengkulu, senang. Putra Mahkota Gajah Meram akan menikahi seorang putri dari Kerajaan Suka Negeri.

Raja Bikau Bermano meminta rakyatnya untuk menyiapkan pesta yang hebat. Salah satu prosesi pernikahan adalah pengantin wanita dan mempelai pria harus mandi di Danau Tes. Ketika mereka sedang berenang, tiba-tiba sang pangeran dan sang putri menghilang.

Para tentara segera melompat ke danau. Tetapi mereka tidak dapat menemukan pangeran dan putri. Mereka benar-benar bingung mengapa pangeran dan putri tiba-tiba menghilang.

Mengetahui hal itu Raja sangat sedih. Dia meminta semua prajurit untuk berenang. Namun tetap saja pangeran dan puteri tidak dapat ditemukan. Belakangan seorang lelaki suci tua mendatangi raja.

Dia mengatakan bahwa pangeran dan putri diculik oleh ular berkepala tujuh. Dia adalah raja ular dan dia memiliki banyak prajurit ular. Satu-satunya orang yang bisa membantu adalah seorang pemuda yang memiliki keterampilan hebat dalam seni bela diri dan kekuatan gaib.

Pria muda yang ia maksudkan adalah putra bungsu raja. Namanya adalah Pangeran Gajah Merik. Dia juga murid dari orang suci itu. Raja sangat tersentuh ketika Pangeran Gajah Merik bersedia menemukan kakak laki-lakinya dan istri saudaranya.

Orang suci memberi tahu Pangeran Gajah Merik agar tidak takut pada bangsa ular.

Pangeran Gajah Merik pun masuk ke dalam danau dan melawan tentara ular dengan berani. Tentara ular tidak bisa melawannya. Gajah Merik sangat kuat. Dia bisa dengan mudah membunuh tentara ular.

Baca :  Cerita Fabel, Kisahnya Banyak Mengandung Ajaran Moral

Dan akhirnya dia berhadapan langsung dengan raja ular. Dia adalah ular berkepala tujuh. Raja ular sangat marah, mengetahui para tentaranya banyak yang mati ditangan pangeran Gajah Merik.

“Hei, kamu manusia! Mengapa kamu membunuh semua prajuritku?” tanya raja ular.

“Mereka berusaha menghentikanku. Aku ingin membebaskan kakak laki-lakiku dan istrinya.”

“Aku akan membebaskan mereka. Tapi kamu harus melakukan dua hal. Pertama kamu harus membuat prajuritku yang mati hidup lagi. Dan kedua, kamu harus mengalahkan aku tentu saja. Hahaha.”

Dengan kekuatannya, Gajah Merik menyentuh ular yang mati. Hebatnya, mereka hidup kembali. Kemudian, pangeran dan raja ular berkelahi.

Berbeda dengan prajurit ular, raja ular itu sangat kuat. Dia hampir membunuh Gajah Merik. Untungnya, Gajah Merik memiliki kesaktian yang lebih baik. Dan setelah bertarung selama tujuh hari. Gajah Merik memenangkan pertarungan. Raja ular meminta Gajah Merik untuk memaafkannya dan membebaskannya. Gajah Merik merasa kasihan dan dia membiarkan raja ular dan pasukannya pergi.

Kemudian, Gajah Merik membawa Gajah Meram dan istrinya kembali ke istana. Raja sangat senang. Ia juga berencana menjadikan Gajah Meram menjadi raja baru. Namun, Gajah Meram menolaknya. Dia mengatakan Gajah Merik lebih baik menjadi raja berikutnya karena ia sangat berani dan kuat. Dia juga memiliki hati yang luar biasa, serta  rela mengorbankan dirinya.

Gajah Merik setuju untuk menjadi raja berikutnya. Tetapi dia meminta ayahnya untuk membiarkan raja ular dan prajuritnya menjadi prajuritnya. Raja setuju. Sejak itu, raja ular dan prajuritnya menjadi prajurit Gajah Merik.

Hingga saat ini, masyarakat di Lebong, Bengkulu, meyakini bahwa ada ular berkepala tujuh yang menjaga danau Tes. Mereka tidak berani mengatakan kata-kata buruk saat melintasi danau. Kalau tidak, ular berkepala tujuh ini akan marah, dan bisa menyebabkan kerjadian yang tidak mereka inginkan.

Demikian jenis legenda dan contoh legenda Tujuh Kepala Ular. Semoga bermanfaat.***