Kajian Akademik Kurikulum Merdeka
Gatrailmu.com. Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Kemendikbudristek telah menerbitkan Kajian Akademik Kurikulum Merdeka.
Setelah melalui beberapa tahap penerapan sejak 2021, saat ini Kurikulum Merdeka sudah digunakan di lebih dari 330 ribu satuan pendidikan. Selama 2021-2023 berbagai kajian telah dilakukan untuk mendapat umpan balik dari beragam pemangku kepentingan, terutama dari para guru yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka.
Umpan balik tersebut telah digunakan untuk terus menyempurnakan kebijakan kurikulum yang akan berlaku mulai tahun ajaran 2024/2025 ini. Data Asesmen Nasional mengindikasikan bahwa satuan pendidikan yang menerapkan Kurikulum Merdeka mengalami peningkatan skor literasi dan numerasi yang lebih baik dibanding yang belum menerapkan.
Hal ini adalah buah dari upaya para guru dan kepala satuan pendidikan yang didukung oleh kurikulum dan berbagai program Merdeka Belajar lain. Meski bukan satu-satunya faktor penentu, kurikulum ikut mempengaruhi apa yang diajarkan oleh guru, juga bagaimana materi tersebut diajarkan.
Kajian Akademik Kurikulum Merdeka ini menjelaskan latar belakang; telaah atas kebijakan kurikulum sebelumnya; kerangka dasar dan struktur Kurikulum Merdeka; serta evaluasi terhadap penerapan Kurikulum Merdeka selama tahun 2021-2023.
Sejalan dengan evaluasi yang akan terus dilakukan, naskah Kajian Akademik Kurikulum Merdeka ini juga akan mengalami revisi dan pembaruan secara berkala.
Latar Belakang
Di dalam Kajian Akademik Kurikulum Merdeka disampaikan bahwa perubahan kurikulum merupakan sesuatu yang tak terhindarkan. Perlu ada strategi lompatan (leapfrog) untuk mengakselerasi perbaikan kualitas pendidikan Indonesia saat ini, dalam rangka mempersiapkan talenta-talenta Indonesia di masa depan.
Kemajuan teknologi, khususnya dalam bidang kecerdasan buatan dan otomatisasi, diperkirakan akan mengubah lanskap pekerjaan secara drastis, menuntut keterampilan baru seperti pemecahan masalah kreatif, pemikiran kritis, dan adaptabilitas (Harari, 2016).
Perubahan iklim dan isu lingkungan juga makin mendesak memerlukan kesadaran ekologis dan kemampuan untuk
berinovasi untuk mengelola keberlanjutan. Di sisi lain, teknologi informasi dan transportasi telah mempercepat mobilitas antar negara dan pertukaran pengetahuan dan nilai-nilai antar budaya.
Hal ini diperkuat UNESCO dalam Reimagining our Future Together (2021) yang menyebutkan bahwa kita perlu berpindah dari pandangan sempit tentang pendidikan ke keterlibatan serius terhadap tujuan pendidikan yang lebih besar.
Pendekatan kurikulum seharusnya menghubungkan domain kognitif dengan kemampuan memecahkan masalah, inovasi, dan kreativitas, serta juga memasukkan perkembangan pembelajaran sosial emosional dan pembelajaran terkait diri.
Di dalam konteks ini, peserta didik perlu dibekali dengan karakter Pancasila yang kuat, dan juga kemampuan berkomunikasi, menjalin relasi, dan belajar praktik baik dari berbagai negara.
Oleh karena itu, kurikulum pendidikan di Indonesia harus bertransformasi sehingga dapat mempersiapkan peserta didik dengan kecakapan hidup esensial yang dibutuhkan di masa depan, baik sebagai warga Indonesia maupun warga dunia.
Hal ini telah dirumuskan Kemdikbudristek dalam profil pelajar Pancasila, yang merupakan visi gambaran kemampuan peserta didik Indonesia agar dapat menjadi pembelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai Pancasila.
Baca : Panduan Pengembangan P5 Edisi Revisi Tahun 2024
Kompetensi pembelajaran dirumuskan kembali dalam Capaian Pembelajaran untuk mengurangi materi dan berfokus pada kompetensi dan materi esensial serta memberi ruang fleksibilitas yang lebih dalam implementasi.
Pendidikan karakter dikuatkan dengan adanya alokasi khusus dalam struktur kurikulum. Selain itu, isu global seperti perubahan iklim juga dijawab dengan mengintegrasikan kompetensi terkait ke dalam struktur kurikulum.
Akan tetapi, perlu disadari bahwa perubahan kurikulum di tingkat nasional kerap memicu kontroversi dan perdebatan publik. Perdebatan publik yang muncul tiap hadirnya kurikulum baru, terutama hadirnya Kurikulum Merdeka adalah hal yang menggembirakan, karena perdebatan tersebut menunjukkan perhatian yang besar dari masyarakat, khususnya insan pendidikan, terhadap kurikulum.
Secara tidak langsung, kritik dari banyak pihak tersebut juga menunjukkan pemahaman publik bahwa kurikulum nasional sangat penting posisinya dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
Secara lebih spesifik, terkait Kurikulum Merdeka, terdapat beberapa masalah yang telah diidentifikasi dan menjadi dasar mengapa kajian akademik ini diperlukan. Di dalam hal ini, “masalah” yang dimaksud adalah adanya kesenjangan (gap) antara pemahaman publik dan informasi yang tersedia.
Dengan demikian, informasi-informasi yang disajikan dalam kajian akademik ini diharapkan dapat menyajikan dasar-dasar teoritis maupun empiris Kurikulum Merdeka untuk publik, sehingga publik dapat lebih memahami esensi perubahan kurikulum sebagai salah satu sarana menuju transformasi pembelajaran.
Beberapa masalah tersebut sebagai berikut.
Pertama, terdapat anggapan bahwa Kurikulum Merdeka merupakan perubahan yang tidak berdasarkan hasil kajian. Di dalam kajian ini, akan dijabarkan terkait kajian dan evaluasi dari kurikulum sebelumnya yang menjadi salah satu acuan dalam pengembangan Kurikulum Merdeka. Lebih detail terkait evaluasi Kurikulum 2013 dan kurikulum darurat akan diulas pada Bab II.
Kedua, terkait dengan pengembangan Kurikulum Merdeka, tampak bahwa publik belum memahami landasan dan proses- proses di balik Kurikulum Merdeka, sehingga memunculkan perdebatan di publik terkait keterbukaan pengembangan kurikulum nasional ini.
Di sisi lain, sebagian informasi tentang Kurikulum Merdeka yang tersedia selama ini lebih banyak menyentuh aspek-aspek teknis, seperti penyusunan Kurikulum Merdeka, baik pada level nasional maupun pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan masing-masing.
Dengan kata lain, baru sedikit uraian terkait dari mana saja inspirasi ide-ide dasar Kurikulum Merdeka berasal, termasuk juga apa saja dasar-dasar teoritis pengembangan Kurikulum Merdeka dan mengapa teori tersebut dijadikan dasar pengembangan.
Pada Bab III, kajian akademik ini akan memaparkan secara lengkap terkait proses pengembangan Kurikulum Merdeka, mulai dari landasan filosofis, sosiologis, psikopedagogis, sampai pada desain, pendekatan, dan prinsip perancangan.
Ketiga, terkait kejelasan kerangka dasar dan struktur Kurikulum Merdeka. Publik mempertanyakan kerangka dasar dan kebaruan yang ada dalam Kurikulum Merdeka. Penjelasan mendalam terkait kerangka dasar, struktur kurikulum, dan berbagai perubahan dalam Kurikulum Merdeka akan dijelaskan pada bab III dan IV.
Keempat, terkait seperti apa strategi implementasi Kurikulum Merdeka yang akan diterapkan secara nasional pada tahun 2024 dan inovasi yang dilakukan untuk membuat strategi lebih optimal. Termasuk target atau capaian Kurikulum Merdeka yang diharapkan secara periodik, serta bagaimana strategi pendampingan kepada satuan pendidikan dan guru, rencana monitoring dan evaluasi, dan lainnya.
Guru dan satuan pendidikan perlu mendapat perhatian khusus di sini, mengingat guru adalah ujung tombak pelaksanaan Kurikulum Merdeka dan satuan pendidikan juga berpengaruh besar dalam membangun iklim belajar yang mendukung peningkatan kapasitas guru dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
Adanya peta jalan yang jelas dan tata kelola yang jelas dalam implementasi Kurikulum Merdeka akan memberikan gambaran besar implementasi Kurikulum Merdeka dalam beberapa tahun mendatang. Uraian ini juga penting untuk memberikan arah agar kebijakan Kurikulum Merdeka dapat berkelanjutan dengan ditopang oleh sistem evaluasi yang dilakukan secara berkala.
Peta jalan implementasi Kurikulum Merdeka akan dijelaskan secara lebih detail pada Bab V. Bab ini juga akan memaparkan praktik-praktik baik dari implementasi Kurikulum Merdeka secara terbatas pada tahun 2022 dan 2023, beserta kendala dan tantangannya.
Identifikasi Permasalahan
Atas dasar uraian di atas, dapat disarikan adanya empat permasalahan utama yang harus dan akan dijawab oleh kajian akademik ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana Kurikulum Merdeka dapat mengatasi masalah pendidikan yang belum terselesaikan oleh kurikulum-kurikulum sebelumnya, khususnya pada aspek kesetaraan pendidikan, keoptimalan proses belajar, dan fleksibilitas proses belajar?
2. Apa dasar pemikiran yang melandasi pengembangan Kurikulum Merdeka, dan bagaimana operasionalisasi gagasan tersebut sampai pada tataran teknis dalam kerangka Kurikulum Merdeka?
3. Seperti apa kerangka dasar dan struktur Kurikulum Merdeka?
4. Bagaimana strategi implementasi Kurikulum Merdeka dalam berbagai jenjang pendidikan?
Tujuan dan Kegunaan Kajian Akademik
Sesuai dengan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, tujuan penyusunan Kajian Akademik Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut.
1. Menjelaskan urgensi Kurikulum Merdeka berdasarkan evaluasi atas kurikulum-kurikulum sebelumnya.
2. Menjelaskan kerangka filosofis, sosiologis, dan psikopedagogis yang melandasi perancangan struktur Kurikulum Merdeka, desain, pendekatan, dan prinsip perancangan Kurikulum Merdeka.
3. Menjelaskan kerangka dasar dan Struktur Kurikulum Merdeka.
4. Menyajikan strategi implementasi Kurikulum Merdeka.
Kajian Akademik Kurikulum Merdeka selengkapnya dapat dibaca dan di unduh pada tautan berikut ini.
Demikian Kajian Akademik Kurikulum Merdeka. Semoga bermanfaat.