Mengenal Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot

Diposting pada

Gatrailmu.com. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) anekdot yaitu merupakan cerita pendek yang dikemas secara menarik dan mengesankan. Kisah-kisah yang disebutkan umumnya  tentang tokoh- tokoh penting.

Pada teks anekdot, mengemas cerita dengan cara menyenangkan dan unik yang dapat memancing berbagai emosi pembaca. Mulai dari emosi, kemarahan, frustasi, kesenangan dan hiburan. Jadi, dasar penulisan teks anekdot adalah berbentuk kritik atau sindiran tanpa  menyinggung secara langsung orang tertentu.

Anekdot merupakan sebuah cerita singkat yang lucu dan menghibur yang mungkin merupakan gambaran kejadian nyata atau sebenarnya. Cerita ini bertujuan untuk menyindir atau mengkritik tokoh terkenal atau tokoh penting dan fenomena sosial tertentu.

Baca : Mengenal Pengertian dan Ciri-Ciri Teks Anekdot

Biasanya, tema yang diangkat bersifat umum, atau biasa terjadi di sekitar kita. Karena sindiran atau kritik tersebut disajikan dengan humor atau kisah lucu, anekdot dianggap sebagai medium sindiran atau kritik yang tidak kasar atau menyakiti.

Struktur Teks Anekdot

Teks Anekdot

Teks anekdot memiliki struktur sebagai berikut:

1. Abstrak

Abstraksi yaitu merupakan bagian pendahuluan teks anekdot yang memberikan gambaran umum mengenai cerita singkat tersebut.

2. Orientasi

Bagian teks anekdot yang memberikan gambaran mengenai latar belakang alasan cerita singkat tersebut terjadi, yang menjadi penyebab utama terjadinya krisis. Pada bagian ini, cerita mengarah pada krisis, konflik, atau peristiwa utama yang terjadi pada tokoh-tokoh di dalam cerita.

3. Krisis

Bagian teks anekdot yang mengungkapkan pokok masalah atau inti masalah dalam cerita singkat tersebut. Pada bagian inilah yang mengandung humor atau kekonyolan yang mengundang tawa pembaca atau pendengar cerita singkat tersebut.

4. Reaksi

Bagian teks anekdot yang mengungkapkan penyelesaian masalah dalam cerita teks anekdot. Reaksi ini dapat berupa sikap menertawakan atau mencela.

5. Koda

Bagian  teks anekdot yang dapat berbentuk komentar, persetujuan, ataupun penjelasan dari cerita tersebut. Keberadaan koda dalam teks anekdot merupakan opsional, jadi bisa ada ataupun tidak ada.

6. Re-orientasi

Bagian ini merupakan bagian akhir dari teks sekaligus sebagai penutup dari teks itu sendiri

Kaidah Bahasa Teks Anekdot

Teks anekdot memiliki kaidah kebahasaan tersendiri yang berbeda dari teks lainnya. Kaidah kebahasaan di dalam teks anekdot antara lain yaitu:

1. Menggunakan frasa atau kata keterangan waktu lampau, misal: dahulu, tahun lalu, bulan lalu,waktu itu, dan lain-lain.

2. Menggunakan kata penghubung (konjungsi), yang dibagi menjadi: konjungsi antara kata yang satu dengan kata yang lain, konjungsi antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain, dan konjungsi antara paragraf yang satu dengan paragraf yang lain.

3. Terdapat penggunaan kata kerja (verba), contoh: membaca, berjualan, tertawa, berjalan, terdiam, dan sebagainya.

4. Urutan peristiwa berdasarkan waktu (kronologis).

5. Menggunakan jenis pertanyaan retorik, yaitu kalimat pertanyaan yang tidak mengharuskan untuk dijawab.

6. Menggunakan kalimat perintah, contoh: buanglah, ambillah, catatlah, perhatikanlah, dan lain-lain.

7. Teks anekdot mengandung kalimat seru, misalnya “Cantiknya gadis itu!”, “Bejat sekali koruptor itu!”, “Wah banyak sekali uangmu!”, dan lain sebagainya.

Demikian struktur dan kaidah kebahasaan Teks Anekdot. Semoga bermanfaat.***