Modul Pembelajaran : Pengertian, Ciri, Fungsi, dan Penggunaannya
Gatrailmu.com. Salah satu media mengajar yang umum para pengajar gunakan, khususnya tenaga pendidik dari kalangan guru adalah modul pembelajaran. Media ini sebagai alat bantu bagi para pengajar untuk bisa menyampaikan materi dengan baik dan benar.
Dalam kegiatan mengajar, tenaga pendidik memiliki modul pembelajaran dengan dengan harapan penyampaian materi berjalan dengan runtut, mudah peserta didik pahami, dan juga jelas.
Adapun pengertian modul secara sederhana yaitu sebagai salah satu bentuk sumber mengajar.
Sedangkan modul pembelajaran merupakan sebagai satuan program terkecil yang dapat dipelajari secara mandiri, perseorangan atau pun secara langsung oleh peserta didik sendiri.
Baca : Pengertian Media Pembelajaran, Fungsi, dan Contohnya
Melalui penjelasan di atas juga bisa kita artikan bahwa modul pembelajaran sama artinya sebagai media belajar yang menggantikan guru atau tenaga pengajar. Hal ini karena di dalamnya dimuat semua materi pembelajaran dalam satu ruang lingkup instansi pendidikan.
Modul disusun oleh sebuah kelompok maupun individu pembelajaran, dengan sistematika yang rapi. selanjutnya dicetak. Hasil cetakan ini kemudian menjadi pegangan tenaga pengajar sekaligus peserta didik.
Keberadan modul pembelajaran ini kemudian memungkinkan seisi kelas untuk tetap dapat belajar. Sekalipun guru yang mengajar di kelas tersebut tidak dapat mengisi karena satu dan lain hal. Sehingga kegiatan pembelajaran tetap bisa berjalan.
Ciri-Ciri atau Karakteristik
Modul yang baik selain tersusun secara runtut dan sistematis, tentu saja juga harus tersusun secara jelas.
Adapun beberapa karakteristik atau ciri dari modul pembelajaran yang baik adalah sebagai berikut.
1. Self Instructional
Memiliki kemampuan menjadikan peserta didik belajar secara mandiri, tanpa pendampingan guru. Dengan kata lain, peserta didik belajar tanpa bergantung oleh pihak-pihak tertentu.
2. Self Contained
Materi yang terdapat dalam modul sudah tersusun sesuai dengan unit kompetensi sehingga pembahasan lebih lengkap, menyeluruh dan lebih efektif.
3. Stand Alone
Dkembangkan secara mandiri dalam artian tidak tergantung pada media. Dengan demikian, materi dalam modul peserta didik dapat memahami sendiri.
4. Adaptif
Adaptif dalam hal ini bisa terhadap banyak hal perkembangan. Baik itu terhadap perkembangan teknologi ataupun ilmu pengetahuan yang sifatnya baru.
5. User Friendly
User friendly menjadi dasar utama pula dalam pembuatan modul . Meskipun demikian, dari segi penyusunan tetap berdasarkan pada kaidah agar tingkat keterbacaan pun lebih tinggi, karena bisa mempengaruhi konsistensi dari peserta didik dalam pembelajaran.
Fungsi Modul Pembelajaran
Modul pembelajaran punya beberapa fungsi. Hal ini selaras dengan yang disampaikan oleh Prastowo (2012: 107) yang menjelaskan mengenai pengertian modul pembelajaran sebagai salah satu bentuk bahan ajar yang kemudian memiliki empat fungsi. Fungsi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pengganti dari tenaga pengajar
Menjadi pengganti dari tenaga pendidik, yakni guru. Sementara itu, fungsi guru di dalam kelas adalah menyampaikan materi pembelajaran dengan baik agar mudah dipahami para siswa.
Artinya, modul ini sebaiknya mampu menggantikan peran tersebut dengan baik. Isinya pun sebaiknya memaparkan materi dengan lengkap, jelas, terstruktur, dan tentunya mudah untuk siswa baca dan pahami saat belajar secara mandiri.
2. Bahan ajar mandiri
Materi yang ditulis dengan jelas di dalamnya menjadi bekal para siswa untuk belajar mandiri. Dengan ini diharapkan siswa tidak lagi bergantung pada guru untuk bisa mendapatkan penjelasan yang detail dari sebuah materi dan dapat mendorong kreativitas mereka.
Semakin banyak siswa bisa belajar mandiri agar bisa lebih kreatif dan meringankan beban kerja pengajar untuk bisa fokus menjadi tenaga pendidikan profesional dan berkualitas.
3. Menjadi alat evaluasi
Modul pada dasarnya tidak hanya berisi materi pembelajaran .Namun juga berfungsi sebagai media untuk melakukan evaluasi pembelajaran. Sehingga dengan modul pembelajaran tersebut, masing-masing siswa bisa memahami kemampuannya.
4. Menjadi bahan rujukan
Dikatakan menjadi bahan rujukan karena di dalam modul akan dijumpai penjelasan dan keterangan-keterangan tambahan. Artinya modul memiliki isi yang berkualita dan kredibel.
Penyusunan modul pembelajaran memang sebaiknya mengikuti pengertian modul pembelajaran itu sendiri. Sehingga bisa memenuhi berbagai karakteristik yang merupakan ciri khas dari modul pembelajaran tersebut.
Hal ini kemudian berimbas pada fungsi modul yang bisa terpenuhi dengan baik. Sehingga mendorong kegiatan belajar mandiri di kalangan peserta didik, dan menurunkan tingkat ketergantungan mereka pada kehadiran guru di dalam kelas
Pertimbangan Penggunaan Modul Pembelajaran
Saat akan melakukan pembelajaran dengan menggunakan modul, maka guru harus mempertimbangkan beberapa hal, sebagai berikut:
1. Individualisasi belajar
Peserta didik berdasarkan kemampuan dan kecepatan belajarnya sendiri, tidak banyak bergantung kepada arahan atau bimbingan tutorial. Peserta menentukan strategi belajarnya sendiri.
2. Fleksibilitas (keluwesan)
Pelajaran dapat disusun dalam bermacam-macam format.
3. Kebebasan
Peserta didik melakukan kegiatan belajar mandiri, misalnya membaca mandiri, merangkum sendiri, merumuskan masalah sendiri, menjawab pertanyaan, dan mengerjakan tugas-tugasnya sendiri.
4. Partisipasi aktif
Kegiatan belajar sebagian besar terletak pada keaktifan sendiri. Partisipasi ini terlaksana dalam bentuk belajar sambil berbuat (learning by doing).
5. Peranan pengajar
Interaksi belajar-mengajar bukan dalam bentuk tatap muka yang sering dalam bentuk interaksi manusiawi, melainkan interaksi dengan bahan tertulis dan interaksional yang menunjang.
6. Interaksi antara peserta didik
Interaksi ini banyak, bahkan memborong sebagian besar kegiatan belajar, misalnya melalui kegiatan belajar kelompok dan diskusi.
Demikian pengertian modul pembelajaran, ciri-ciri, fungsi, dan alasan penggunaannya. Semoga bermanfaat.