Pendidikan Karakter di Sekolah : Pengertian, Integrasi, dan Evaluasainya

Diposting pada

Pendidikan Karakter di Sekolah : Pengertian, Integrasi, dan Evaluasainya

Tutorilmu.id. Tujuan pendidikan karakter untuk mencetak peserta didik yang mampu bersaing, memiliki etika, bermoral, sopan santun, dan mampu berinteraksi dengan masyarakat.

Seiring dengan perkembangan zaman, pembelajaran di sekolah sekarang juga berbasis pada pengembangan soft skill (interaksi sosial), karena hal ini sangat penting dalam pembentukan karakter peserta didik.

Pendidikan soft skill bertumpu pada pembinaan mental agar karakter peserta didik dapat menyesuaikan diri dengan realitas kehidupan.

Baca : Kurikulum 2013 : Tujuan,  Karakteristik, Penilaian, dan Materinya

Menentukan kesuksesan seseorang tidak semata-mata oleh pengetahuan dan keterampilan teknis saja, tetapi juga oleh keterampilan mengelola diri dan orang lain.

Anggapan bahwa pembelajaran di sekolah lebih menekankan pada perolehan nilai hasil ulangan, hasil tes, atau pun hasil ujian mulai terkikis.

Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan.

Di dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus terlibat, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri.

Pembinaan karakter juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Permasalahannya, pendidikan karakter di sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai.

Pendidikan karakter belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dikelompokan dalam : Olah Hati (Spiritual and emotional development), Olah Pikir (Intellectual Development), Olah Raga dan Kinestetik (Physical and Kinestetic Development), dan Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity Development).

Pengembangan dan implementasi pendidikan karakter perlu dilakukan dengan mengacu pada desain tersebut.

Integrasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran

Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Perlu mengembangkan, mengeksplisitkan, mengaitkan materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau ni lai-nilai pada setiap mata pelajaran dengan konteks kehidupan sehari-hari.

Sehingga, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.

Demikian pentingnya tujuan pendidikan karakter dalam setiap mata pelajaran di sekolah, maka perlu evaluasi keberhasilan penerapan pendidikan karakter di sekolah untuk mengukur kualitas hasil pendidikan juga harus  dengan berpijak pada grand design pendidikan karakter itu sendiri.

Evaluasi Pendidikan Karakter di Sekolah

Mengetahui eberhasilan program evaluasi pendidikan karakter melalui pencapaian indikator oleh peserta didik sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada setiap jenjang pendidikan.

Sementara ini, banyak guru yang kurang memahami bentuk evaluasi dalam pembelajaran berbasis pendidikan karakter, baik evaluasi secara makro (program) maupun evaluasi mikro (kelas).

Peningkatan kualitas pendidikan dapat terlihat dari nilai-nilai yang siswa peroleh melalui sistem penilaian yang baik dan tidak bias.

Sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran sehingga pada gilirannya akan mampu membantu guru merencanakan strategi pembelajaran.

Bagi siswa sendiri, sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan motivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya.

Di dalam kurikulum 2013, penting adanya tuntutan muatan pendidikan berkarakter. Tetapi penerapannya tidaklah mudah, sebab banyak tenaga pendidik yang tidak memahami bagaimana penerapan pendidikan berkarakter dalam pembelajaran.

Mengingat tujuan pendidikan karakter lebih mengarah kepada ketrampilan psikologis, maka dampaknya lebih tidak kasat mata tetapi tetap bisa  kita rasakan.

Akibat dari perilaku tersebut  antara lain perilaku sopan, disiplin, keteguhan hati, kemampuan kerja sama, membantu orang lain dan sebagainya.

Keabstrakan kondisi tersebut mengakibatkan bentuk evaluasi pendidikan berkarakter tidak dapat secara tekstual.

indikator-indikator pendidikan berkarakter lebih mengarah pada proses eksistensi seseorang dalam kehidupannya.

Pengembangan karakter yang setiap individu miliki tidak sama sehingga mengakibatkan tingkatan karakter masing-masing individu juga berbeda.

Bentuk Evaluasi Pendidikan Karakter

Evaluasi pendidikan karakter pada dasarnya mencakup dua sasaran pokok, yaitu evaluasi makro (program) dan evaluasi mikro (kelas). Evaluasi kelas adalah evaluasi hasil belajar yang  siswa capai.

Pencapaian hasil belajar dalam pembelajaran berbasis keterampilan sosial seperti halnya pendidikan berkarakter menggunakan sistem penilaian autentik (authentic assessment).

Memilih teknik dan instrumen penilaian tidak hanya mengukur pencapaian akademik, tetapi juga mengukur perkembangan kepribadian siswa.

Bahkan perlu diupayakan bahwa teknik penilaian yang diaplikasikan mengembangkan kepribadian peserta didik sekaligus.

Memberikan tugas-tugas penguatan (terutama pengayaan) untuk memfasilitasi peserta didik belajar lebih lanjut tentang kompetensi yang sudah siswa pelajari dan internalisasi nilai lebih lanjut.

Bentuk tugas tersebut antara lain dapat berupa mengerjakan PR secara individu dan/atau kelompok baik penyelesaiannya dalam jangka waktu yang singkat ataupun panjang (lama) yang berupa proyek.

Tugas-tugas tersebut selain dapat meningkatkan target penguasaan, juga menanamkan nilai-nilai.

Supervisi dan Monitoring

Di dalam evaluasi program bernuansa pendidikan berkarakter, maka melakukan kegiatan supervisi dan monitoring adalah dua hal yang penting.

Kegiatan supervisi dan monitoring bertujuan untuk memberikan solusi ketika terjadi permasalahan di lapangan.

Keuntungan atau tujuan khusus supervisi adalah untuk memberikan solusi, sedangkan monitoring untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan program dan kegiatan.

Bahkan sangat mungkin untuk tujuan tertentu (misalnya pembinaan) antara supervisi, monitoring, dan evaluasi dapat berjalan secara bersama-sama.

Di dalam kerangka pelaksanaan supervisi dan monitoring, program dan kegiatan yang bernuansa penanaman nilai-nilai karakter, dapat mengembangkan berbagai macam instrumen sesuai dengan tujuan supervisi dan monitoring.

Evaluasi pelaksanaan dan hasil-hasil dari program dan kegiatan penanaman nilai-nilai karakter sekolah lakukan sebagai evaluasi diri dan oleh pihak lain terkait, yaitu dari Dinas Pendidikan .

Pelaksanaan evaluasi pada saat akhir pelaksanaan program dan kegiatan, dapat mengembangkan Instrumen dalam evaluasi ini dengan mengacu kepada kisi-kisi yang terdapat dalam program dan kegiatan penanaman nilai-nilai karakter.

Dengan kata lain, instrumen ini untuk mengukur sejauhmana ketercapaian tujuan. Pengembangan model-model instrumen  antara lain bersifat terbuka dan tertutup.

Penggunaan teknik evaluasi lebih dominan dengan cara pengamatan atau observasi. Hal yang masuk evaluasi yaitu hasil-hasil perilaku atau karakter orang (selain mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan)

Demikian informasi tentang Pendidikan Karakter di Sekolah : Pengertian, Integrasi, dan Evaluasainya. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan