Puisi Elegi : Pengertian, Ciri, Jenis, dan Langkah Menyusunnya
Gatrailmu.com. Siapa sih yang tidak suka dengan puisi? Kata-kata yang indah dengan syair yang penuh makna. Kadang ketika membaca atau mendengarkan puisi bahkan bisa sampai baper atau bawa perasaan.
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang dibuat dengan kalimat indah penuh dengan makna. Penggunaan diksi, rima, dan majas semakin memperindah bentuk karya sastra ini
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, puisi merupakan karya sastra yang membangkitkan kesadaran imajinatif dari pengalaman maupun respon emosional yang bersumber dari bahasa yang bunyinya, maknanya, serta ritmenya diatur sedemikian rupa.
Baca : Kenali Pengertian Puisi Baru, Ciri-Ciri, dan Jenisnya
Ada banyak sekali contoh puisi, baik yang membawa perasaan senang, sedih, haru, maupun sengsara. Di saat merasa sedih maupun kehilangan, pernahkah kamu membuat suatu puisi untuk menyalurkan rasa sedih itu?
Elegi Manjarreki Kadir dalam tesis Satire dalam Puisi “Potret Pembangunan” Karya WS Rendra (2008) menyebutkan elegi adalah puisi tentang ratapan kematian atau kehilangan seseorang entah untuk mengenang jasa-jasanya ataupun janji-janji penyair bersama orang yang telah pergi tersebut. Membaca atau pun menulis puisi elegi dipenuhi dengan rasa duka, kehilanga, kesedihan, bahkan kerinduan yang dalam.
Ciri-Ciri Puisi Elegi
Ciri-ciri atau karakteristik dari elegi tradisional adalah sebagai berikut.
1. Elegi biasa dimulai dengan ratapan kehilangan nyawa atau kehilangan sesuatu.
2. Perasaan duka cita bersama dengan kekaguman seorang penyair terhadap orang atau benda yang tidak akan pernah kembali.
3. Elegi biasanya berupa lirik yang fokus pada ekspresi sentiment, keyakinan, atau opini.
4.Elegi dapat berdasarkan pada kefanaan hidup seseorang atau daya pikat dan keindahan seseorang yang sangat dekat dengan hati.
6. Seorang yang menuliskan elegi biasanya dapat mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang seringnya berhubungan dengan kehidupan dan juga kematian atau moralitas jiwa.
7. Tak hanya kesedihan, elegi juga dapat mengungkapkan perasaan kebencian atau kemarahan yang diakibatkan atas peristiwa kehilangan atau kematian.
8. Elegi menggunakan sudut pandang pertama karena adanya fokus pada pengalaman emosional dari penyair.
Jenis Elegi
Jenis elegi adalah sebagai berikut.
1. Elegi personal atau pribadi
Elegi dalam jenis ini adalah apabila penyair meratapi kematian teman dekat atau kerabat.
2. Elegi Impersonal
Elegi impersonal, yaitu apabila penyair berduka atas takdir manusia atau atas beberapa aspek kehidupan dan sastra kontemporel.
3. Elegí Pastoral
Dari sisi sejarahnya, puisi pastoral berkembang pesat di kalangan media massa pada ke-19 selama periode Renaisans di berbagai negara Eropa. Memasuki era modern, terdapat dua tokoh penyair yaitu JV Cunningham dan Alan Dugan yang mencitrakan ulang elegi pastoral dan menciptakan bentuk baru.
Langkah-Langkah Menulis Puisi Elegi
Setelah mengenal dan memahami elegi, alangkah lebih baik jika kamu juga dapat menuliskan jenis karya elegi. Berikut adalah beberapa langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam menulis elegi:
1. Tentukan Tema dan Judul Puisi Elegi
Sebelum mulai menulis puisi, langkah pertama adalah menentukan tema. Apabila ingin mengambil tema terkait elegi, maka judul yang pun harus berhubungan dengan kesedihan atau duka cita..
Membuat judul dalam puisi harus menyatakan keseluruhan isi dari puisi. Pastikan bahwa judul tidak mengandung banyak kata alias terdiri dari beberapa kata yang jelas dan padat saja. Dengan begitu, seseorang yang melihat judul puisi akan langsung tertarik untuk membaca puisi tersebut.
2. Rangkai Puisi dengan Diksi dan Rima yang Tepat
Mulai merangkai kalimat dengan pilihan kata yang indah. Pilihan diksi yang tepat, catat beberapa diksi yang mengandung kesedihan.
Selain itu, harus menentukan rima yang tepat, sebab ini merupakan ciri khas sebuah puisi. Rima sendiri memiliki arti suatu pengulangan bunyi dalam suku kata yang terdapat dalam puisi.
3. Memakai Majas Sesuai Tema
Jika sudah menemukan diksi dan rima yang tepat, maka saatnya memasukkan unsur majas dalam puisi elegi tersebut. Kita bisa menggunakan beberapa majas dalam satu puisi tergantung kebutuhan. Kegunaan majas ini adalah untuk membuat puisi semakin indah dan memiliki makna mendalam yang hanya penciptanya yang mengetahui.
4. Penggunaan Bait
Bait dalam membuat puisi elegi sangat penting. Umumnya, bisa menentukan bait puisi sebanyak 2 bait, 4 bait, 6 bait, dan lainnya. Namun, kebanyakan orang menggunakan 4 bait dalam puisi yang mereka buat.
Dengan memperhatikan bait, rangkaian diksi serta majas akan memberikan nafas terhadap puisi tersebut. Sehingga, setiap kali ada orang yang membacanya, maka mereka akan merasakan emosi atau perasaan sedih yang ingin penyait sampaikan..
5. Imajinasi untuk Mengembangkan Puisi
Imajinasi dalam menulis sebuah puisi sangat berguna agar puisi semakin berkembang dan menarik untuk dibaca. Cobalah untuk menulis puisi beserta dengan gambaran imajinasi yang luas.
Setiap kata demi kata pasti memiliki gambaran yang akan penulis sampaikan kepada pembaca. Kita bisa membacanya secara berulang-ulang, lalu membuat suatu perkembangan atau perbaikan dari puisi tersebut.
6. Penutup
Puisi harus memiliki makna atau pesan yang ingin pengarang sampaikan kepada pembaca. Pastikan pesan tersebut bisa sampai kepada para pembaca.
Contoh :
Demikian ulasan tentang pengertian Puisi Elegi, ciri, jenis, dan langkah menyusunnya. Semoga bermanfaat.