Puisi Lama : Pengertian, Jenis, Ciri-Ciri, dan Contohnya

Diposting pada

Puisi Lama : Pengertian, Jenis, Ciri-Ciri, dan Contohnya

Gatrailmu. Salah satu  karya  sastra yang masih disukai banyak orang saat ini adalah puisi lama.  Puisi memang termasuk ke dalam suatu karya tulis yang indah dan menarik untuk kita baca.

Puisi  lama menjadi tulisan sastra yang begitu akrab di telinga banyak orang. Namun, tahukah kalian bahwa puisi sudah berkembang dari zaman lampau dan memiliki banyak jenis?

Berdasarkan bentuknya, puisi dibedakan menjadi dua, yaitu puisi inkonvensional (modern atau baru) dan puisi lama (konvensional).

Tidak seperti puisi modern yang cenderung bebas,  puisi lama memiliki berbagai ketentuan dalam pembuatannya.

Baca : Pengertian Teks, Jenis-jenis, dan Ciri-cirinya

Pengertian Puisi Lama

Puisi lama adalah karya sastra puisi yang masih terikat dengan kaidah penulisan tertentu. Dalam puisi lama masih terikat oleh persajakan, pengaturan larik dalam setiap bait, dan jumlah kata dalam setiap larik, serta musikalitas.

Kaidah atau aturan tersebut yang menjadi pembeda antara puisi baru dan puisi lama. Hal itu karena dalam puisi baru atau modern tidak terikat oleh pengaturan dalam penciptaan puisi.

Sesuai namanya, puisi lama sudah muncul sejak lama atau zaman dahulu. Puisi lama dulu sering digunakan dalam upacara-upacara adat.

Puisi lama yang beredar pada zaman dahulu ada beberapa jenis. Setiap jenis puisi lama tersebut mempunyai karakteristik atau ciri yang berbeda-beda.

Jenis Puisi Lama

Berikut ini adalah beragam jenisn puisi lama beserta aturan yang mengikatnya.

Pantun

Jenis puisi lama yang satu ini pastinya sudah akrab di telinga kalian. Berasal dari kata panutun asal Minangkabau, jenis yang satu ini awalnya masyarakat pakai untuk menjalin pergaulan. Mengenai ciri-ciri dari pantun pun cukup banyak, seperti di bawah ini.

  1. Tiap bait terdiri atas empat baris.

  2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.

  3. Memiliki rima a-b-a-b

  4. Baris pertama dan kedua berisi sampiran, yakni kata-kata pembuka yang tidak atau kurang berkaitan dengan maksud pantun.

  5. Baris ketiga dan keempat berisi isi dari puisi ini.

Contoh:

Jalan-jalan ke Surabaya

Jangan lupa oleh-olehnya

Bila wajah kita ceria

Hidup ini pun terasa bahagia

Karmina

Memiliki syarat yang tidak berbeda jauh dengan pantun, karmina adalah jenis pantun  singkat. Ciri-cirinya sendiri sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan pantun, seperti di bawah ini.

  1. Tiap bait terdiri atas dua baris.

  2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata

  3. Rima ada di tiap frasa dengan pola a-b-a-b

  4. Frasa pertama di baris pertama berima sama dengan frasa pertama di baris kedua, begitu pula dengan frasa selanjutnya di tiap baris.

  5. Baris pertama adalah sampiran, sedangkan isi ada di baris kedua.

Contoh:

Dahulu parang sekarang besi
Dahulu sayang sekarang benci

Talibun

Jika karmina dapat dikatakan sebagai puisi singkat, talibun adalah sebaliknya. Jenis puisi lama yang satu ini seperti pantun, namun memiliki baris yang lebih panjang. Berikut ini adalah aturannya:

  1. Tiap baitnya memiliki baris berjumlah genap, namun lebih dari empat.

  2. Jumlah suku kata tiap baris berkisar 8—12.

  3. Memiliki rima a-b-c-a-b-c.

  4. Setengah dari jumlah baris per bait di bagian awal adalah sampiran, selanjutnya isi.

Contoh:

Mencari batu sepanjang lima senti
Batu diambil lalu letakkan sejajar
Jangan lupa diatur mengelilingi gelas
Jika setiap hari bermain tiada henti
Tak pernah ada waktu untuk belajar
Jangan kaget nantinya tinggal kelas

Seloka

Jika dilihat dari strukturnya, jenis puisi lama yang satu ini sangat mirip dengan pantun. Yang paling membedakan keduanya adalah letak isi. Berikut ini adalah ciri lain dain seloka.

  1. Tiap bait minimal terdiri atas empat baris, dapat lebih asal genap.

  2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.

  3. Tiap baris adalah isi puisi.

  4. Memiliki rima a-b-a-b

Contoh:

Warna merah menghias kuku
Cantik nia kala dipandang
Sang istri menjadi sendu
Karena mertua tak kunjung bertandang

Mantra

Tidak ada ciri khusus untuk mantra. Puisi lama yang dianggap memiliki kekuatan gaib ini dapat dikatakan sebagai jenis puisi lama yang pertama kali berkembang. Satu-satunya ciri khas dari mantra adalah ada sebagian kata-kata yang diulang untuk memberi rasa sugesti bagi yang mendengar.

Contoh :

Bismillahirrohmanirrohim

Hai besi bangunlah kau si rajabesi

Yang bernama si ganda bisa

Engkau duduk di kepala jantungku

Bersandar di tiang arasy

Kuminta tinggalkan insanku

Kuminta rendah insan sekalian

Berkat aku memakai wujud kodrat Sayyidina Ali

Bujur lalu melintang patah

Lalu juga kehendak Allah

Berkat Lailahaillallah

Muhammadurrosulullah

Syair

Jenis yang satu ini lebih ke arah bercerita. Mengenai aturannya sendiri, antara lain sebagai berikut.

  1. Tiap bait terdiri atas empat baris.

  2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.

  3. Setiap baris adalah isi dan saling berkait.

4. Memiliki rima a-a-a-a.

Contoh:

Pada zaman dahulu kala
Tersebutlah sebuah cerita
Tentang negeri yang aman sentosa
Dipimpin raja nan bijaksana

Gurindam

Jika karmina dapat dikatakan sebagai pantun singkat, gurindam adalah syair yang singkat. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut.

  1. Tiap bait terdiri atas dua baris.

  2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.

  3. Memiliki rima a-a.

  4. Tiap baris adalah isi.

Contoh:

Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu akan tersesat

Demikian pembahasan tentang puisi lama, pengertian, jenis, ciri-ciri dan contohnya. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan