Gatrailmu.com. Laporan hasil belajar (rapor) adalah laporan keseluruhan dari proses dan akhir pembelajaran. Laporan hasil belajar merupakan hasil dari analisis pendidik terhadap perkembangan belajar peserta didik. Laporan hasil belajar biasanya diberikan di akhir semester dan akhir tahun ajaran. Sekolah dapat menentukan format laporan hasil belajar sesuai dengan kebutuhan, fungsi, nilai dan budaya masing-masing.
Berikut ini adalah teknik pengolahan hasil penilaian (asesmen) untuk Rapor Kurikulum Merdeka. Pengolahan dan pelaporan hasil asesmen untuk rapor Kurikulum Merdeka dilakukan dengan memanfaatkan hasil formatif dan sumatif.
Terdapat dua jenis data, yaitu data hasil asesmen yang berupa angka (kuantitatif) serta data hasil asesmen yang berupa narasi (kualitatif). Pengolahan hasil asesmen dalam bentuk angka (kuantitatif) didasarkan hanya pada hasil asesmen sumatif, sementara asesmen formatif berupa data atau informasi yang bersifat kualitatif, digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan pembelajaran sekaligus sebagai bahan pertimbangan menyusun deskripsi capaian kompetensi.
Penilaian formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian formatif dilakukan dengan mengumpulkan informasi mengenai peserta didik yang mengalami hambatan atau kesulitan belajar dan perkembangan belajar peserta didik.
Baca : Aplikasi Laporan Hasil Belajar (Rapor) Kurikulum Merdeka
Penilaian formatif merupakan bagian dari langkah-langkah pembelajaran, dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang merupakan bagian dari praktik keseharian pendidik dan peserta didik di dalam proses belajar mengajar di kelas. Penilaian formatif dilaksanakan untuk merefleksikan proses belajar dan tidak menentukan nilai akhir peserta didik.
Penilaian sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan menegah bertujuan untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan kelulusan dari satuan pendidikan. Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik itu sendiri dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran (KKTP).
Hasil asesmen sumatif digunakan untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, mengukur konsep dan pemahaman peserta didik, serta mendorong untuk melakukan aksi dalam mencapai kompetensi yang dituju.
Di dalam asesmen sumatif mencakup lebih dari satu pokok bahasan yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit pembelajaran ke unit pembelajaran berikutnya.
Asesmen sumatif dapat juga diartikan sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah selesai pembahasan suatu bidang studi. Asesmen sumatif dilaksanakan setelah sekumpulan program pelajaran selesai diberikan. Kegiatan asesmen sumatif dilakukan jika satuan pengalaman belajar atau seluruh materi pelajaran telah selesai.
Teknik Pengolahan Hasil Asesmen Kurikulum Merdeka
Tujuan pengolahan data hasil penilaian Kurikulum Merdeka adalah untuk memperoleh informasi hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik dalam kurun waktu tertentu yang akan disajikan pada laporan kemajuan belajar. Pengolahan data juga bertujuan untuk memetakan kekuatan dan kelemahan peserta didik untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar pemberian umpan balik.
Untuk memenuhi tujuan pengolahan data tersebut, satuan pendidikan diberikan keleluasaan dengan mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, capaian pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, dan aktivitas pembelajaran.
Disediakan tiga alternatif pengolahan hasil asesmen Kurikulum Merdeka yang dapat dijadikan inspirasi satuan pendidikan, sebagai berikut.
Alternatif 1: Mengolah seluruh data formatif dan sumatif, untuk dijadikan nilai rapor.
- Seluruh hasil asesmen formatif dan sumatif berupa angka diolah menjadi nilai akhir.
Alternatif 2: Mengolah seluruh data formatif dan sumatif, untuk dijadikan nilai rapor.
- Hasil formatif berupa angka dan hasil sumatif diolah menjadi nilai akhir.
- Data berupa narasi (kualitatif) digunakan sebagai pertimbangan deskripsi Capaian Kompetensi dalam rapor.
Alternatif 3 : Mengolah Seluruh Data Sumatif, untuk Dijadikan Nilai Rapor
- Hasil asesmen sumatif diolah menjadi nilai akhir.
- Hasil asesmen formatif digunakan sebagai pertimbangan deskripsi Capaian Kompetensi dalam rapor.
Alternatif 1
Mengolah Seluruh Data Formatif dan Sumatif, untuk Dijadikan Nilai Rapor
Keunggulan:
- Asesmen didasarkan pada data yang lengkap dari formatif dan sumatif sehingga pendidik memiliki informasi yang lebih banyak untuk menentukan nilai akhir.
- Data berupa angka lebih mudah untuk diolah.
Kelemahan:
- Upaya yang dilakukan pendidik lebih banyak.
- Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan dan mengolah data lebih lama.
- Penilaian berupa angka, belum mencerminkan kompetensi secara utuh.
Hal yang Harus Ditinggalkan:
- Asesmen formatif hanya dengan mengambil nilai berupa angka.
- Hanya menggunakan teknik tes tertulis atau lisan dan mengabaikan teknik penilaian lain, misalnya observasi, produk, praktik, projek, dan portofolio.
- Berfokus pada nilai tanpa memberikan umpan balik dan tindak lanjut untuk perbaikan proses pembelajaran.
- Pendidik menghabiskan waktu untuk menangani administrasi dan pengolahan penilaian sehingga kehilangan fokus untuk melaksanakan pembelajaran bermakna.
Alternatif 2
Mengolah Beberapa Hasil Formatif Berupa Angka dan Seluruh Sumatif, untuk Dijadikan Nilai Rapor
Keunggulan:
- Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan dan mengolah nilai lebih singkat.
- Informasi kemajuan belajar peserta didik lebih bervariasi karena menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif.
Kelemahan:
- Berpotensi terjadi kesalahan dalam menentukan tujuan pembelajaran yang akan dinilai secara kuantitatif.
- Upaya pendidik bertambah karena harus mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif.
- Kesulitan menentukan deskripsi, jika data asesmen formatif kurang lengkap dan tidak terdokumentasikan dengan baik.
Hal yang Harus Ditinggalkan:
- Tidak melakukan analisis yang mendalam atas keterkaitan tujuan pembelajaran dan CP ketika menentukan tujuan pembelajaran yang akan dinilai berupa angka.
- Dengan menilai tujuan pembelajaran berupa angka, pendidik tidak melakukan asesmen kualitatif karena tidak menjadi komponen penyusun nilai rapor.
Baca : Kriteria Kenaikan Kelas Pada Kurikulum Merdeka
Alternatif 3
Mengolah Seluruh Data Sumatif, untuk Dijadikan Nilai Rapor
Keunggulan:
- Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan dan mengolah nilai lebih singkat.
- Pengumpulan dan pengolahan hasil akhir lebih mudah.
Kelemahan:
- Berpotensi mengabaikan peran asesmen formatif yang terpadu dengan pembelajaran karena pendidik terpaku pada asesmen sumatif.
- Kesulitan menentukan deskripsi, jika data asesmen formatif kurang lengkap dan tidak didokumentasikan dengan baik.
Hal yang Harus Ditinggalkan:
- Pendidik hanya berfokus pada penilaian sumatif, sehingga mengabaikan atau tidak melakukan asesmen formatif.
- Hasil asesmen formatif tidak digunakan sebagai dasar untuk memberikan umpan balik dan tindak lanjut guna perbaikan proses pembelajaran yang berkelanjutan.
- Pendidik melakukan asesmen formatif, namun hasilnya tidak digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan nilai akhir pada rapor.
Cara Menyusun Deskripsi Nilai Laporan Hasil Belajar
Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK atau sederajat, satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan deskripsi dalam menjelaskan makna nilai yang diperoleh peserta didik.
Terdapat 3 (tiga) pilihan dalam menyusun deskripsi capaian kompetensi pada rapor, sebagai berikut.
1. Perumusan Deskripsi Rapor Berdasarkan Capaian Pembelajaran
Berikut contoh cara merumuskan deskripsi nilai rapor berdasarkan capaian pembelajaran.
2. Perumusan Deskripsi Rapor Berdasarkan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Contoh cara merumuskan deskripsi nilai rapor berdasarkan Alur Tujuan Pembelajaran adalah sebagai berikut.
3. Perumusan Deskripsi Rapor Berdasarkan Materi Ajar
Berikut adalah contoh cara merumuskan deskripsi nilai rapor berdasarkan materi ajar.
Contoh Data Kuantitatif
Contoh Pengolahan Data Kualitatif
1. SMP
Contoh di bawah ini adalah pada mata pelajaran Informatika SMP (Fase D) elemen teknologi informasi dan komunikasi, selama satu semester peserta didik mempelajari materi tentang antarmuka grafis, surat elektronik, peramban web dan mesin telusur, manajemen folder dan file, membuat dokumen dengan aplikasi perkantoran.
Guru telah melakukan lima kali sumatif sesuai tujuan pembelajaran yang dicapai pada semester tersebut dan satu kali sumatif akhir semester.
Nilai yang diberikan dalam bentuk deskripsi kualitatif sesuai capaian peserta didik. Nilai akhir semester menggambarkan deskripsi kualitas dari capaian peserta didik yang menunjukkan adanya hal-hal yang belum tercapai dan sudah tercapai oleh peserta didik.
Tabel di bawah ini menunjukkan contoh pengolahan data untuk mendapatkan nilai kualitatif pada akhir semester berdasarkan indikator-indikator yang dicapai oleh setiap peserta didik.
SMP
SMK
Pelaporan Hasil Asesmen Kurikulum Merdeka
Pelaporan hasil penilaian atau asesmen dituangkan dalam bentuk laporan kemajuan belajar, yang berupa laporan hasil belajar, yang disusun berdasarkan pengolahan hasil Penilaian.
Laporan hasil belajar paling sedikit memberikan informasi mengenai pencapaian hasil belajar peserta didik. Pada PAUD, selain memuat informasi tersebut, laporan hasil belajar juga memuat informasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak.
Satuan pendidikan perlu melaporkan hasil belajar dalam bentuk rapor. Laporan hasil belajar hendaknya bersifat sederhana dan informatif, dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut bagi pendidik, satuan pendidikan dan orang tua untuk mendukung capaian pembelajaran.
Pada PAUD, laporan hasil belajar dapat juga ditambahkan informasi tentang tumbuh kembang anak. Dalam format laporan terakhir, selain laporan ketercapaian CP, ada juga informasi tentang tinggi dan berat badan anak, kepemilikan NIK serta refleksi orang tua tentang perkembangan anak.
Rapor peserta didik PAUD minimal meliputi komponen:
1. Identitas peserta Didik,
2. Nama satuan pendidikan,
3. Kelompok usia,
4. Semester,
5. perkembangan dan pertumbuhan anak,
6. Deskripsi perkembangan capaian pembelajaran, dan 7. Refleksi orang tua.
Komponen rapor peserta didik SD/MI, SMP/ MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK atau sederajat minimal memuat informasi mengenai:
1. Identitas peserta didik,
2. Nama satuan pendidikan,
3. Kelas,
4. Semester,
5. Mata pelajaran,
6. Nilai,
7. Deskripsi,
8. Catatan guru,
9. Presensi, dan
10. Kegiatan ekstrakurikuler.
Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK atau sederajat, satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan deskripsi dalam menjelaskan makna nilai yang diperoleh peserta didik.
Baca : Format Rapor Laporan Hasil Belajar Kurikulum Merdeka
Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan mekanisme dan format pelaporan hasil belajar kepada orang tua/wali. Pelaporan hasil belajar disampaikan sekurang-kurangnya pada setiap akhir semester. Selain itu, satuan pendidikan menyampaikan rapor peserta didik secara berkala melalui e-rapor/dapodik.
Contoh Format Rapor (SD)
Catatan :
1. Format rapor di atas dapat disesuaikan berdasarkan struktur kurikulum masing-masing jenjang.
2. Deskripsi capaian kompetensi peserta didik berisi informasi tentang kompetensi yang sudah dicapai dan kompetensi yang perlu ditingkatkan. Deskripsi ditulis menggunakan kalimat positif dan memotivasi.
Untuk melengkapi pelaporan, satuan pendidikan dapat juga menambahkan bentuk laporan lainnya, seperti portofolio, diskusi/konferensi, pameran karya, dan skill passport.
Demikian teknik pengolahan hasil asesmen untuk Rapor Kurikulum Merdeka. Semoga bermanfaat.