Unsur Kebahasan dalam Teks Laporan Hasil Observasi (LHO)
Gatrailmu.com. Kebahasaan merupakan salah satu hal yang penting dalam penulisan teks laporan hasil observasi (LHO). Penggunaan unsur kebahasaan yang tepat dalam penulisan LHO ini sangat berpengaruh terhadap isi laporan secara keseluruhan.
Teks Laporan Hasil Observasi (LHO) merupakan teks yang memberikan informasi secara umum tentang sesuatu berdasarkan fakta dan hasil pengamatan secara langsung.
Tujuan utama dari menulis teks laporan hasil observasi menggunakan unsur kebahasaan adalah untuk memberikan informasi secara objektif dan fakta yang ada di lapangan sesuai hasil pengamatan yang didapatkan.
Apabila untuk penelitian, maka unsur kebahasaan dalam teks LHO akan memberikan informasi terbaru, mengambil keputusan yang lebih efektif, melakukan pengawasan, melakukan perbaikan, serta mengetahui perkembangan dari suatu masalah.
Teks laporan hasil observasi berkaitan dengan penelitian dan pengetahuan. Oleh karena itu, teks laporann hasil observasi termasuk dalam jenis teks formal yang mengharuskan penggunaan bahasa baku atau sesuai kaidah bahasa indonesia. Penggunaan kebahasaan dalam teks laporan hasil observasi juga harus memperhatikan kaidah yang ada .
Unsur Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi (LHO)
Berikut ini adalah unsur-unsur kebahasaan dalam teks Laporan Hasil Observasi (LHO).
Unsur Kebahasan Berdasarkan Kelas Kata
1. Kata Umum (Hipernim) dan Kata Khusus (Hiponim)
a. Benda (kata umum/hipernim) terbagi menjadi dua, yaitu benda hidup (kata umum/hiponim) dan benda mati (kata khusus/hiponim)
Misalnya, benda hidup (hipernim) = manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan. Benda mati (hiponim) kursi (hipernim) = bangku, kursi makan, dan kursi tamu (hiponim)
b. Benda hidup (kata umum/hipernim), dikelompokkan menjadi dua, yaitu tumbuh-tumbuhan (kata khusus/hiponim dari benda hidup) dan binatang (kata khusus/hiponim dari benda hidup).
Contoh dari benda hidup ini adalah bunga (hipernim) = melati, kamboja, bugenfil. Binatang bertelur (hiponim) = ayam, bebek, burung. (hiponim)
c. Tumbuh-tumbuhan (kata umum/hipernim), dikelompokkan menjadi tumbuhan berbunga (kata khusus/hiponim dari kata tumbuh-tumbuhan) dan tumbuhan tidak berbunga (kata khusus/hiponim dari kata tumbuh-tumbuhan.
Contohnya adalah tanaman berbunga (hipernim) = pohon jati, pohon mangga, pohon jambu (hiponim), tanaman tidak berbunga (hipernim) = palem sagu,paku pakis, jamur (hiponim)
d. Binatang (kata umum/hipernin), diklasifikasikan menjadi vertebrata/bertulang belakang (kata khusus/ hiponim dari kata binatang) dan invertebrata/tidak bertulang belakang (kata khusus/hiponim dari kata binatang).
Misalnya binatang bertulang belakang (hipernim) = mamalia, amfibi, ikan(hiponim) dan binatang tidak bertulang belakang (hipernim) = serangga, cumi-cumi, cacing (hiponim)
2. Kata Benda (Nomina)
Kata benda adalah suatu kata yang sifatnya abstrak maupun konkrit merujuk pada bentuk suatu benda. Pengertian sata benda abstrak merupakan kata yang panca indra manusia tidak bisa melihatnya, contohnya seperti keyakinan, udara, ilmu
Sedangkan kata kerja konkrit menggambarkan suatu objek yang pancaindra manusia mampu melihatnya, seperti contohnya kucing, buku, almari.
Unsur Kebahasaan yang Lain
1. Menggunakan frasa verbal (kelompok kata kerja) yang untuk membuat klasifikasi
Penggunaan verba (kata kerja), berupa verba aktif maupun verba pasif. Contoh dari frase verbal, seperti mengelompokkan, mengklasifikasikan (verba aktif), dibagi, dikelompokkan, diklasifikasikan (verba pasif).
2. Menggunakan kata bersinonim
Kata bersinonim adalah kata-kata yang mempunyai makna yang sama. Contohnya, yaitu kata membagi bersinonim dengan kata mengelompokkan dan mengklasifikasikan.
3. Menggunakan kata berantonim
Kata berantonim adalah kata-kata yang mempunyai makna berlawanan. Contohnya kata hidup berantonim dengan kata mati.
4. Perubahan verba (kata kerja) menjadi nomina (kata benda)
Contoh dari perubahan kata kerja menjadi kata benda adalah membagi (verba) berubah menjadi pembagian (nomina).
5. Menggunakan konjungsi (kata penghubung)
Contoh konjungsi adalah dan, tetapi, sementara itu, selanjutnya.
6. Menggunakan kalimat simpleks dan kompleks
Kalimat simpleks adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu struktur dengan satu verba utama, seperti tumbuh-tumbuhan tergolong ke dalam makhluk hidup.
Sedangkan, kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri atas dua struktur atau lebih dengan dua verba atau lebih. Contohnya adalah tanaman kacang itu akan tumbuh subur apabila petaninya rajin menyiramnya.
7. Afiksasi
Afikasi, adalah sesuatu hal yang terjadi pada pembentukan pada sebuah nomina. Afiksasi sama dengan penambahan imbuhan.
Jenis-jenis afiksasi sebagai berikut.
a. Perfiksasi
Perifikasi, yaitu proses penambahan imbuhan di awal kata dasar. Perfiks dalam bahasa Indonesia yaitu ber- ,per- ,ke- ,ter- ,di- ,se- ,me-, contohnya adalah berpikir, tertawa.
b. Infiksasi
Infikasi adalah proses penambahan imbuhan di tengah kata dasar. Infiks dalam bahasa Indonesia yaitu -el- ,-em- ,-em-. Contohnya adalah gerigi, kemilau.
c. Sufiksasi
Sufikasi, yaitu proses penambahan imbuhan di akhir kata dasar. sufikss dalam bahasa Indonesia yaitu : -kan , -an ,-i ,-man ,-wan , -nda. Contohnya adalah ambilkan, makanan.
d. Konfiksasi
Konfikasi merupakan proses penambahan imbuhan yang terdiri dari dua bagian yaitu di awal dan di akhir kata dasar konfiks dalam bahasa Indonesia, yaitu ber-an ,per-an ,ke-a. Contohnya adalah berpakaian, keamanan
8. Kalimat Difinisi dan Kalimat Deskripsi
Kalimat difinisi, yaitu kalimat yang menjelaskan secara umum tentang suatu benda, hal, aktifitas dll. Sedangkan kalimat deskripsi adalah kalimat yang menggambarkan sifat-sifat atau ciri-ciri khusus dari suatu benda.
Demikian ulasan mengenai unsur kebahasaan di dalam teks Laporan Hasil Observasi LHO. Semoga bermanfaat.
Semangat dan sukses. ..trimakaih ilmunya
Terima kasih juga untuk semua masukan dan bimbingannya.
Terimakasih Pak,Jangan bosan untuk semangat dan bimbingannya