Berbagai Model dan Metode Pembelajaran Efektif bagi  Guru

Diposting pada

Berbagai Model dan Metode Pembelajaran Efektif bagi  Guru

Tutorilmu.id. Kita kadang sering bingung membedakan antara model pembelajaran dengan metode pembelajaran. Sepintas nampak sama, Namun keduanya memiliki perbedaan yang cukup kuat.

Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan pendidik gunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang pendidik sajikan secara khas.

Tujuan penggunaan model pembelajaran sebagai strategi bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang dapat membantu peserta didik mengembangkan dirinya baik berupa informasi, gagasan, keterampilan nilai dan cara-cara berpikir dalam meningkatkan kapasitas berpikir secara jernih, bijaksana dan membangun keterampilan sosial serta komitmen (Joice& Wells).

menurut Arends dalam Trianto, mengatakan “model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang pendidik gunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.

Model pembelajaran merupakan bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Baca : Karakteristik Model Pembelajaran Inkuiri dan Langkah Penerapannya

Sedangkan metode pembelajaran adalah cara yang pendidik gunakan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Metode pembelajaran pendidik gunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan dan merupakan cara yang tepat untuk melaksanakaan strategi tersebut. Dengan demikian, suatu strategi pembelajaran dapat dilaksanakan dengan berbagai metode.

Pendidik harus mampu memilih model dan metode pembelajaran sesuai karakteristik materi yang akan diajarkan. Karena idak semua model maupun metode pembelajaran cocok dan sesuai diterapkan pada seluruh materi pembelajaran.

Kemampuan pendidik dalam memilih model dan metode pembelajaran diperlukan, sehingga tujuan belajar yang ingin dicapai dapat lebih maksimal.

Berikut ini admin bagikan  bentuk model dan metode pembelajaran efektif yang dapat pendidik terapkan di dalam kelas.

1, Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning, CL)

Pembelajaran koperatif (cooperative learning) adalah kegiatan pembelajaran secara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri.

Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak, partisipatif), maka tiap anggota kelompok terdiri dari 4 sampai dengan 5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.

Sintaks pembelajaran koperatif, meliputi informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.

2. Pembelajaran Langsung (Direct Learning)

Penerapan Pembelajaran langsung dapat pada pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada keterampilan dasar.

Sintak pembelajaran langsung adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Sebutan lain untuk metode ini yaitu metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).

3. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning, PBL)

Model pembelajaran berbasis masalah melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa. Selain itu, model pembelajaran ini untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.

Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri.

4. Problem Solving

Problem solving berusaha mencari atau menemukan cara penyelesaian suatu masalah (menemukan pola, aturan, atau algoritma).

Sintak problem solving adalah sajikan permasalahan, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau aturan yang ada, siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan siswa menemukan solusi.

5. Problem Posing

Problem posing adalah pemecahan masalah dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana, sehingga dapat siswa pahami.

Sintaknya adalah pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan, minimalisasi tulisan-hitungan, mencari alternatif, dan menyusun soal/pertanyaan.

6. Problem Terbuka (Open Ended)

Pembelajaran problem (masalah) terbuka adalah pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga dapat beragam (multi jawab, fluency).

Model pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada produk yang akan membentuk pola pikir, keterbukaan, dan ragam berpikir.

Sajian masalah haruslah kontekstual dan kaya makna secara matematik (menggunakan gambar, diagram, tabel)

Sintaknya adalah menyajikan masalah, pengorganisasian pembelajaran, perhatikan dan catat respon siswa, bimbingan dan pengarahan, membuat kesimpulan.

7. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning, CTL)

Pembelajaran kontekstual adalah memulai pembelajara dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling).

Prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, serta pengembangan kemampuan sosialisasi.

Ada tujuh indikator pembelajaran kontekstual sehingga berbeda dengan model lainnya, yaitu modeling, questioning, learning community, inquiry,  constructivism, reflection, dan authentic assessment.

8. Realistik (Realistic Mathematics Education, RME)

Pengembanga Realistic Mathematics Education ini oleh Freud di Belanda dengan pola guided reinvention dalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of mathematization.

Process of mathematization adalah matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan untuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio, pengembangan matematika).

Prinsip Realistic Mathematics Education adalah aktivitas konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman (menemukan-informal daam konteks melalui refleksi, informal ke formal), inter-twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru dalam penemuan).

9. Probing Prompting

Pembelajaran Probing Prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali

Dengan demikian akan terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang  siswa pelajari.

Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak guru beritahukan.

Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dengan cara menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran, setiap saat ia bisa terlibat dalam proses tanya jawab.

Kemungkinan akan terjadi suasana tegang, namun untuk mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknya memberiserangkaian pertanyaan dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut.

10. Pembelajaran Bersiklus (Cycle Learning)

Pmbelajaran bersiklus, mulai dari eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi (empirik), dan berakhir dengan aplikasi (aduktif).

Eksplorasi berarti menggali pengetahuan prasyarat, eksplanasi berarti mengenalkan konsep baru dan alternative pemecahan, dan aplikasi berarti menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda.

11. Reciprocal Learning

Pembelajaran harus memperhatikan empat hal, yaitu bagaimana siswa belajar, mengingat, berpikir, dan memotivasi diri.

Belajar efektif dapat dengan cara membaca bermakna, merangkum, bertanya, representasi, dan menyusun hipotesis.

Untuk mewujudkan belajar efektif, cara pembelajarannya adalah resiprokal, yaitu  informasi, pengarahan, berkelompok mengerjakan LKSD atau modul, membaca-merangkum.

12. SAVI (Somatic, Auditory, Visualization, Intelectualy)

Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang siswa miliki. Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari Somatic, Auditory, Vizualization, dan Intelectualy.

Somatic bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi,  dan menanggapi.

Visualization bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga.

Intelectualy yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.

 13. TGT (Teams Games Tournament)

Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bisa juga berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi.

Usahakan dinamika kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskusi nyaman dan menyenangkan seperti dalam kondisi permainan (games).

Setelah selesai kerja kelompok sajikan hasil kelompok sehingga terjadi diskusi kelas. Jika waktunya memungkinkan melaksanakan TGT bisa dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangka mengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian raport.

14. VAK (Visualization, Auditory, Kinestetic)

Model pembelajaran ini menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan memanfaatkan potensi yang siwa miliki  dengan melatih dan mengembangkannya.

Istilah VAK tersebut sama halnya dengan istilah pada SAVI, somatic ekuivalen dengan kinesthetic.

15. AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)

Model pembelajaran ini mirip dengan SAVI dan VAK, bedanya hanyalah pada Repetisi, yaitu pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara melatih siswa melalui pemberian tugas atau quis.

Demikian informasi tentang Berbagai Model dan Metode Pembelajaran Efektif bagi  Guru. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan