Download Panduan Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah
Gatrailmu.com. Berikut ini adalah Panduan (Juknis) Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah. Panduan Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah tersebut diterbitkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Direktorat KSKK Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
Penguatan Moderasi Beragama di Madrasah sangatlah diperlukan di era disrupsi ini. Arus informasi yang cepat dan meluas akan banyak berpengaruh pada perubahan tata nilai kehidupan sosial, termasuk dalam pemikiran keagamaan.
Siswa madrasah yang diharapkan akan menjadi lulusan yang memiliki karakter keIslaman di samping kompetensi yang dimilikinya, perlu mampu menjadi generasi yang rahmatan lil alamin, yang bermakna pada banyak orang serta mampu menjadi perekat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Di dalam kaitan itulah penguatan moderasi beragama menjadi hal penting dan urgen untuk dimiliki oleh siswa madrasah secara khusus dan umat Islam di Indonesia pada umumnya.
Penguatan Moderasi Beragama di Madrasah diharapkan mampu mengantisipasi cepatnya perubahan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan komunikasi di era global.
Selain itu penguatan moderasi beragama diharapkan mampu menjalankan mandat pewarisan budaya-karakter bangsa dan nilai-nilai akhlak pada peserta didik.
Dengan demikian, generasi muda yang beriman dan bertakwa dapat terbentuk dengan disertai kuatnya karakter dan kepribadian yang mengakar pada tata nilai budaya bangsa, serta mampu menjadi aktor kehidupan di zamannya.
Panduan Moderasi Beragama di Madrasah diharapkan mampu mendampingi pengelola madrasah membekali pemahaman keagamaan yang komprehensif dan moderat, serta memandu proses internalisasi nilai-nilai luhur kepada peserta didik.
Panduan ini diharapkan mampu memotivasi terbentuknya pemahaman beragama yang moderat dalam penerapan nilai-nilai keIslaman pada siswa madrasah sesuai konteks kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila, serta mampu memperkokoh terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Bhinneka Tunggal Eka. Panduan Moderasi Beragama ini dalam implementasinya memungkinkan dikembangkan sesuai kreatifitas dan inovasi guru.
Maksud dan Tujuan
Maksud
Panduan Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah ini dimaksudkan sebagai acuan bagi warga madrasah dan pihak terkait lainnya dalam menanamkan prinsip-prinsip moderasi beragama dalam pembelajaran dan kehidupan madrasah di Indonesia.
Tujuan
Tujuan dari Panduan Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah ini adalah sebagai berikut.
1. Memperkuat implementasi moderasi beragama di madrasah.
2. Memperkuat internalisasi moderasi beragama dalam proses pembelajaran di madrasah.
3. Memperkuat karakter siswa dalam moderasi beragama.
4. Menjadi landasan bagi penanaman prinsip-prinsip moderasi beragama kepada warga madrasah di Indonesia.
5. Menjadi landasan dalam peningkatan pengetahuan warga madrasah terhadap prinsip-prinsip moderasi beragama.
6. Menjadi landasan dalam memperkuat karakter dan pemahaman keberagamaan yang moderat bagi warga madrasah di Indonesia.
7. Menjadi landasan dalam pembinaan berkelanjutan dan memperkuat sikap keberagamaan dalam konteks Ke-Indonesia-an pada kalangan warga madrasah di Indonesia.
8. Menjadi landasan untuk menjamin efektifitas, efisiensi, ketepatan sasaran, dan kebermanfaatan penanaman dan penguatan moderasi beragama di madrasah agar sesuai dengan visi misi pendidikan Islam dan pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sasaran
Sasaran dari Panduan Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah ini adalah para pengelola madrasah yang terkait dengan penyelenggaraan pembelajaran maupun pembinaan kehidupan di lingkungan madrasah.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup Panduan Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah ini meliputi; pendahuluan, konsep dasar, implementasi, serta monitoring, evaluasi dan pelaporan.
Prinsip
Panduan Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah ini berpijak pada prinsip Keberagaman, Kebersamaan, Kekeluargaan, Kemandirian, Kesetaraan, Kebermanfaatan, Kejujuran, Keikhlasan dan Kesinambungan. Sembilan prinsip ini merupakan satu kesatuan yang saling mendukung dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
1. Prinsip keberagaman berarti, seluruh kegiatan di madrasah dilaksanakan dengan tetap menghargai perbedaan, kreatifitas, inovasi dan kearifan lokal dengan bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Prinsip kebersamaan berarti, seluruh kegiatan dilaksanakan oleh warga madrasah secara gotong royong.
3. Prinsip kekeluargaan berarti, seluruh kegiatan di madrasah menjadi bagian dari proses transformasi nilai-nilai yang nyaman dan menyenangkan.
4. Prinsip kemandirian berarti, seluruh kegiatan di madrasah merupakan prakarsa dari, oleh dan untuk warga madrasah.
5. Prinsip kesetaraan berarti, seluruh kegiatan di madrasah memberi kesempatan yang sama dan setara kepada warga madrasah.
6. Prinsip kebermanfaatan berarti, seluruh kegiatan di madrasah harus berdampak positif bagi siswa, madrasah dan masyarakat.
7. Prinsip kejujuran berarti, seluruh kegiatan di madrasah dilaksanakan secara terbuka, mengedepankan nilai-nilai kejujuran dan antikorupsi.
8. Keikhlasan berarti, seluruh kegiatan di madrasah dilakukan dengan dasar ketulusan, kesukarelaan dan berorientasi pada kebermaknaan bagi orang lain.
9. Kesinambungan berarti, seluruh kegiatan di madrasah dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan.
Pengertian Umum
Sesuai Panduan Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah disampaikan bahwa di dalam pelaksanaan penanaman dan penguatan karakter moderat siswa madrasah, ada beberapa pengertian umum sebagai berikut.
1. Moderasi Beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum, berlandaskan prinsip adil, berimbang dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.
2. Siswa adalah peserta didik yang terdaftar secara resmi di madrasah.
3. Madrasah adalah satuan pendidikan tingkat dasar dan menengah, yang memiliki ciri khas keislaman dalam pembinaan Kementerian Agama Republik Indonesia. Jenjang pendidikan madrasah terdiri dari Raudatul Athfal (RA),
6 Panduan Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA).
4. Warga madrasah adalah kepala madrasah, guru, tenaga kependidikan, siswa, komite, dan orang tua/wali siswa madrasah.
Indikator Ketercapaian
Dinyatakan di dalam Panduan Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah bahwa indikator ketercapaian meliputi perkembangan dan peningkatan pemahaman, sikap dan perilaku keberagamaan moderat warga madrasah. Indikator moderasi beragama yang dimaksud dalam pedoman ini, yaitu sebagai berikut.
1. Visi raḥmatan lil ‘ālamin
a. Kemaslahatan umum
b. Akhlak karimah.
c. Kesalehan sosial
2. Komitmen Kebangsaan
a. Realitas keragaman
b. Prinsip kemajemukan
c. Empat pilar kebangsaan
3. Toleran
a. Sikap terbuka
b. Menerima perbedaan
c. Menghargai orang lain yang berbeda
4. Adil terhadap sesama
a. Kesetaraan
b. Anti korupsi
c. Ramah lingkungan
5. Persaudaraan
a. Ukhuwah Islamiyah
b. Ukhuwah basyariah
c. Ukhuwah waṭaniyah
6. Akomodasi budaya lokal
a, Etos kerja warisan leluhur
b. Melestarikan kesenian lokal
c. Melestarikan nilai sastra leluhur
7. Santun dan bijak
a. Berperilaku santun
b. Dakwah santun
c. Kepemimpinan yang bijaksana
8. Inovatif, kreatif dan mandiri
a. Berpikiran terbuka
b. Bernalar kritis
c. Berjiwa kompetitif
Prinsip-prinsip Dasar Moderasi Beragama
Di dalam Panduan Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah disampaikan bahwa moderasi merupakan sikap jalan tengah atau sikap keragaman yang hingga saat ini menjadi terminologi alternatif di dalam diskursus keagamaan, baik di tingkat global maupun lokal.
Moderasi ini dianggap sebagai sikap keragaman yang paling ideal ketika di tengah kemelut konflik keagamaan mulai memanas.
Beberapa prinsip dasar moderasi beragama di antaranya sebagai berikut.
1. Berkeadaban (Ta’addub), yaitu menjunjung tinggi akhlak mulia, karakter, identitas, dan integritas sebagai khairu ummah dalam kehidupan kemanusiaan dan peradaban.
2. Keteladanan (Qudwah), yaitu kepeloporan, panutan, inspirator dan tuntunan, sehingga dapat diartikan sebagai sikap inspiratif menjadi pelopor kebaikan untuk kebaikan bersama.
3. Kewarganegaraan dan kebangsaan (Muwaṭanah), Secara terminologis diartikan sikap menerima keberadaan agama yang dibuktikan dengan sikap dan perilaku nasionalisme yang harus dimiliki warga negara.
4. Mengambil jalan tengah (Tawassuṭ), yaitu pemahaman dan pengamalan yang tidak berlebih-lebihan dalam beragama (ifrāṭ) dan juga tidak mengurangi atau abai terhadap ajaran agama (tafrīṭ).
5. Berimbang (Tawāzun), yaitu pemahaman dan pengamalan agama secara seimbang yang meliputi semua aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi, tegas dalam menyatakan prinsip yang dapat membedakan antara penyimpangan (inḥiraf) dan perbedaan (ikhtilāf).
6. Lurus dan tegas (I’tidāl), yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya dan melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban secara proporsional.
7. Kesetaraan (Musāwah), yaitu persamaan, tidak bersikap diskriminatif pada yang lain disebabkan perbedaan keyakinan, tradisi dan asal usul seseorang.
8. Musyawarah (Syūra), yaitu setiap persoalan diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mencapai mufakat dengan prinsip menempatkan kemaslahatan di atas segalanya.
9. Toleransi (Tasāmuh), yaitu mengakui dan menghormati perbedaan, baik dalam aspek keagamaan maupun berbagai aspek kehidupan lainnya.
10. Dinamis dan inovatif (Tathawwur wa Ibtikâr), yaitu selalu terbuka untuk melakukan perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan zaman serta menciptakan hal baru untuk kemaslahatan dan kemajuan umat manusia.
Urgensi Moderasi Beragama di Indonesia
Di dalam Buku Panduan Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah disampaikan bahwa Moderasi Beragama adalah sebuah ikhtiar untuk merawat tradisi dan menyemai gagasan beragama yang ramah. Gagasan moderasi beragama sesungguhnya adalah salah satu opsi merawat kebhinnekaan Indonesia tanpa harus mencabut tradisi dan kebudayaan yang ada.
Moderasi beragama bukan sebuah “kotak” tersendiri, sebab ketika orang beragama dengan benar, maka dia akan menghargai kemanusiaan. Mengembangkan konsep agama moderat di tengah umat sangatlah penting, khususnya di Indonesia. Karena di negara ini terdapat banyak aliran dalam agama, pola pikir yang beragam, dan multi-etnis. Realitas ini kadang memunculkan eksklusifitas yang berlebihan.
Oleh karena itu, konsep agama yang moderat menawarkan pemahaman akan agama secara komprehensif (kaffah) dan kontekstual, serta memahami bahwa keberagaman dan perbedaan adalah sunatullah yang tak dapat ditolak.
Sebagai negara yang berlandaskan falsafah Pancasila, Pancasila dapat dipandang sebagai salah satu perwujudan dari moderasi beragama. Banyak nilai-nilai luhur yang ada dalam Pancasila selaras dengan ajaran agama. Agama dan Pancasila yang terbangun harmonis dalam sistem demokrasi Indonesia, terbukti dan harapannya akan terus mampu menangkal virus radikalisme politik, agama, etnis dan lain sebagainya.
Strategi Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah
Sesuai Buku Panduan Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah, disampaikan bahwa Madrasah adalah entitas kecil sebuah masyarakat, dia memiliki sistem nilai dan perilaku yang dapat tercipta melalui pembiasaan, pembudayaan dan pemberdayaan dalam kehidupan sehari-hari, ketiga proses ini bersifat hidden curriculum yang menunjang terhadap tercapainya tujuan pendidikan.
Pada tataran implementasi, pelaksanaannya secara umum dalam 3 (tiga) strategi sebagai berikut:
1. Penyisipan (insersi) muatan moderasi dalam setiap materi yang relevan.
Meskipun muatan moderasi beragama sudah terkandung dalam kurikulum madrasah namun pelaksanaan insersi ini untuk lebih menekankan pada aspek bagaimana substansi mata pelajaran dikaitkan dengan spirit moderasi beragama dan dapat diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari.
2. Optimalisasi pendekaatan, metode, dan teknik pembelajaran yang dapat melahirkan cara berfikir kritis, bersikap menghargai perbedaan, menghargai pendapat orang lain, toleran, demokratis, berani menyampaikan gagasan, sportif dan bertanggung jawab.
3. Penyelenggaraan program, pendidikan, pelatihan dan pembekalan tertentu dengan tema khusus tentang moderasi beragama. Pelaksanaannya juga dapat dengan menyelenggarakan mata pelajaran atau materi khusus tentang moderasi beragama.
4. Mengadakan evaluasi, para pendidik melakukan pengamatan secara simultan untuk mengevaluasi pencapaian proses pembelajaran dengan metode-metode yang dapat menumbuhkan sikap moderat, misalkan berdialog secara aktif dan merespon perkataan serta tindakan mereka.
Model Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah
Dinyatakan dalam Buku Panduan Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah bahwa model implementasi penanaman dan penguatan karakter moderat warga madrasah terbagi ke dalam 3 (tiga) jenis. sebagai berikut.
1. Individual
Pelaksanaan penanaman dan penguatan karakter moderat secara individual, dengan melihat dan mengukur tingkat pemahaman, sikap dan perilaku keberagamaannya.
2. Kelompok
Pelaksanaan penanaman dan penguatan karakter moderat secara berkelompok, dengan cara pendampingan dan atau pembinaan secara berkelompok, baik melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
3. Klasikal
Pelaksanaan penanaman dan penguatan karakter moderat siswa secara klasikal, pelaksanaannya dengan cara integrasi moderasi beragama ke dalam materi dan proses pembelajaran maupun tugas-tugas dari guru kepada siswa.
Panduan Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah selengkapnya dapat dibaca dan di unduh pada tautan berikut ini.
Demikian Panduan Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah. Semoga bermanfaat.