Faktor Penunjang Keberhasilan Implementasi Kurikulum 2013
Gatrailmu.com. Kurikulum adalah kumpulan rencana, tujuan, materi pembelajaran, dan bahkan cara mengajar sebagai pedoman oleh para pengajar untuk tercapainya tujuan akhir pembelajaran.
Kurikulum 2013 atau K13 merupakan pengembangan dari kurikulum 2006 (KTSP) dengan landasan pemikiran tentang tantangan masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogik, kompetensi masa depan, dan fenomena negatif yang mengemuka.
“Tujuan Kurikulum 2013 adalah mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,bernegara, dan peradaban dunia.”
Dalam tujuan kurikulum 2013 ini, peserta didik lebih dapat untuk berpikir kreatif, inovatif, serta, cepat dan tanggap.
Baca : Tujuan Kurikulum 2013, Karakteristik, Penilaian, dan Materinya
Kurikulum 2013 melatih peserta didik untuk menumbuhkan keberanian dalam dirinya, selanjutnya dapat melatih kemampuan berlogika dalam memecahkan suatu permasalahan.
Pada kurikulum 2013 juga mencakup unsur-unsur kehidupan bermasyarakat, berbangsa,dan bernegara serta unsur keagamaan untuk membentuk peserta yang berkarakter.
Faktor Penunjang keberhasilan Implementasi Kurikulum 2013
<
p style=”text-align: justify;”>Meskipun banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan sebuah kurikulum, tetapi paling tidak terdapat tiga faktor yang dominan dan berkorelasi langsung dengan penerapan kurikulum.
Ketiga faktor tersebut , yaitu kesiapan guru, ketersediaan sarana prasarana, dan input siswa. Ketiga komponen ini akan saling mempengaruhi keberhasilan implementasi sebuah kurikulum baru, seperti halnya Kurikulum 2013.
1. Kesiapan Guru
Idealnya, di dalam setiap perubahan kurikulum, guru haruslah menjadi bahan pertimbangan utama.Kesiapan guru di lapangan akan menjadi penentu implementasi kurikulum baru, seperti halnya Kurikulum 2013.
Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran dari siswa diberitahu menjadi siswa mencari tahu, sebenarnya bukanlah hal yang baru. Kurikulum sebelumnya, yaitu KBK dan KTSP, dalam konsepnya juga menghendaki siswa yang lebih aktif di kelas.
Tetapi dalam praktiknya tetap saja guru mendominasi pembelajaran di kelas. Artinya membutuhkan upaya yang sungguh-sungguh untuk menstransformasi padangan guru dalam mengajar di kelas.
Kurikulum 2013 juga menerapkan sistem evaluasi baru untuk melihat keberhasilan proses pencapaian pembelajaran.
Apabila di dalam kurikulum sebelumnya, tes sangat dominan dalam evaluasi, maka dalam kurikulum 2013, akan mengkombinasikan tes dengan penilaian portofolio.
Pertimbangannya, karena tes hanya mampu untuk menilai kognitif siswa semata, sedangkan afektif dan psikomotorik siswa belum tersentuh.
Sehingga, sistem evaluasi baru dalam kurikulum 2013, harapannya mampu mengukur pencapaian belajar siswa secara komprehensif.
2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Ketersediaan sarana prasarana juga menjadi faktor penting dalam implementasi sebuah kurikulum. Di dalam Kurikulum 2013, sarana dan prasarana yang paling berpengaruh adalah buku materi yang guru gunakan untuk mengajar. Buku siswa dan buku guru merupakan salah satu sarana implementasi kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran.
Sarana belajar tersebut telah pemerintah siapkan sesuai dengan Permendikbud Nomor 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru.
Buku siswa menjabarkan usaha minimal yang harus siswa lakukan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sedangkan buku guru merupakan pedoman guru untuk mengajarkan materi yang ada pada buku siswa tersebut.
Kenyataan yang terjadi, masih terdapat beberapa mata pelajaran yang belum memiliki buku ajar sesuai tuntutan Kurikulum 2013, karena terkendala masalah pencetakan yang terlambat. Hal tersebut akan menjadi penghambat implementasi kurikulum 2013 apabila tidak segera menemukan solusinya.
Pemerintah harus lebih tanggap terhadap permasalahan ini karena buku guru dan buku siswa merupakan sumber belajar utama dalam Kurikulum 2013.
Fasilitas seperti laboratorium, peralatan, serta bahan pembelajaran sebagai bagian dari sarana dan prasarana pendidikan juga harus tersedia dalam rasio yang cukup serta memenuhi standar minimal. Ketersediaan media pembelajaran di dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah mutlak.
Perubahan pendekatan pembelajaran dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu berdasarkan pengamatan, pertanyaan, pengumpulan data, penalaran, dan penyajian hasilnya hanya dapat dengan melalui pemanfaatan berbagai sumber-sumber belajar, termasuk pemanfaatan media belajar.
3. Input Siswa
Selain kesiapan guru dan ketersediaan sarana prasarana, input siswa juga ikut mempengaruhi keberhasilan implementasi Kurikulum 2013. Di dalam sebuah pembelajaran dapat memperdayakan tiga hal, antara lain yaitu input, proses, dan output.
Input adalah semua potensi yang masuk ke dalam sekolah sebagai modal awal kegiatan pendidikan. Berkaitan dengan siswa, maka input adalah siswa baru yang sekolah terima dan siap memperoleh didik atau pemberdayaan.
Input siswa kelas I sekolah dasar adalah lulusan dari TK yang masuk di lembaga pendidikan tersebut. Input siswa kelas VII SMP adalah lulusan SD. Sedangkan Input siswa kelas VIII adalah siswa kelas VII yang naik kelas, dan seterusnya.
Proses merupakan rancangan serangkaian kegiatan pendidikan secara sadar dalam usaha meningkatkan kompetensi input untuk menghasilkan output yang bermutu. Sedangkan output merupakan hasil yang dicapai dalam jangka pendek.
Apabila melihat tiga ranah kompetensi pada kurikulum 2013, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan, maka mempersiapkan input siswa untuk menjadi output yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual melalui proses pembelajaran yang bercirikan saintifik dan penilaian autentik.
Demikian ulasan mengenai faktor penunjang keberhasilan implementasi Kurikulum 2013. Semoga bermanfaat.