Kaidah Penulisan Soal Uraian (Esai) yang Harus Pendidik Ketahui

Diposting pada

Kaidah Penulisan Soal Uraian (Esai) yang Harus Pendidik Ketahui

Gatrailmu.com. Pada umumnya, soal yang guru atau pendidik buat ada dua macam, yaitu soal pilihan ganda dan soal uraian

Penulisan soal didasarkan pada spesifikasi yang terdapat dalam kisi-kisi soal. Di dalam menghasilkan soal yang bermutu, maka perlu memperhatikan kaidah penulisan soal.

Kaidah penulisan soal merupakan pedoman atau petunjuk dalam penulisan soal, sehingga soal mampu menjaring informasi yang diperlukan dan dapat berfungsi dengan maksimal.

Baca : Kaidah atau Pedoman Penulisan Soal Pilihan Ganda (PG)

Soal uraian (Soal Esai) adalah soal yang jawabannya menuntut siswa untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan atau hal-hal yang telah mereka pelajari dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis.

Tes bentuk soal uraian atau soal esai, dalam artian sederhana yaitu semua tes yang pertanyaannya membutuhkan jawaban dalam bentuk uraian

Bentuk dan Kelebihan Soal Uraian

Kaidah Penulisan Soal Uraian

Terdapat dua bentuk soal uraian (esai), yaitu uraian objektif dan uraian nonobjektif. Soal Uraian objektif adalah rumusan soal atau pertanyaan yang menuntut sehimpunan jawaban dengan pengertian/ konsep tertentu, sehingga penskorannya dapat dilakukan secara objektif.

Sedangkan yang kedua adalah uraian nonobjektif merupakan rumusan  soal yang menuntut sehimpunan jawaban berupa pengertian atau konsep menurut pendapat tiap siswa, sehingga penskoran sukar dilakukan secara objektif.

Kelebihan atau keunggulan soal uraian (esai) adalah dapat mengukur kemampuan siswa dalam hal menyajikan jawaban terurai secara bebas, mengorganisasikan pikirannya, mengemukakan pendapatnya, dan mengekspresikan gagasan-gagasan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat siswa sendiri.

Kaidah Penulisan Soal Uraian

Terdapat kaidah penulisan soal berbentuk uraian atau esai yang harus pendidik ketahui, antara lain meliputi tiga hal, yaitu dari segi materi, konstruksi soal, dan bahasa.

Kaidah Materi

Soal harus sesuai dengan indikator, artinya soal harus menanyakan perilaku dan materi yang hendak  pendidik ukur sesuai dengan tuntutan indikator.

1. Batasan pertanyaan dan jawaban yang  (ruang lingkup) harus jelas.

2. Isi materi harus sesuai dengan pengukuran.

3. Pertanyaan isi materi yang  sudah sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, atau tingkat kelas.

Kaidah Konstruksi

1. Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata-kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai, seperti mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, tafsirkan, buktikan, hitunglah. Jangan menggunakan kata tanya yang tidak menuntut jawaban uraian, misalnya siapa, di mana, dan kapan.

2. Rumusan kalimat soal harus komunikatif, yaitu menggunakan bahasa yang sederhana dan menggunakan kata-kata yang sudah peserta didik kenal, serta baik dan benar dari segi kaidah Bahasa Indonesia, jangan menggunakan kata atau kalimat yang dapat menimbulkan salah pengertian atau dapat menimbulkan penafsiran ganda.

3. Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.

4. Buatlah pedoman penskoran segera setelah soalnya tersusun dengan cara menguraikan komponen yang akan dinilai atau kriteria penskorannya, besarnya skor bagi setiap komponen, serta rentang skor yang dapat dari untuk soal yang bersangkutan.

5. Hal lain yang menyertai soal seperti gambar, grafik, tabel dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus  jelas, berfungsi dan terbaca, artinya tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda dan juga harus bermakna.

Kaidah Bahasa

Kaidah kebahasaan dalam menulis soal uraian atau esai antara lain sebagai berikut.

1. Soal menggunakan bahasa sederhana sesuai kaidah

Rumusan butir soal harus menggunakan bahasa yang sederhana dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

2. Soal untuk skala nasional tidak boleh menggunakan bahasa daerah

Rumusan butir soal jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat (daerah tertentu), apabila soal tersebut akan peserta didik untuk beberapa daerah atau nasional.

3. Rumusan soal tidak menimbulkan penafsiran ganda

Rumusan soal menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar,mempertimbangkan segi budaya dan tidak menggunakan kata-kata atau kalimat yang dapat menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian.

Di dalam merakit soal-soal bentuk uraian menjadi suatu tes, perakitan harus mempertimbangkan beberapa hal di bawah ini.

1. Bobot Soal

Bobot soal adalah besarnya angka yang pendidik tetapkan untuk suatu butir soal dalam perbandingan (ratio) dengan butir soal lainnya dalam satu perangkat tes.

Penetuan besar kecilnya bobot soal berdasarkan pada hal-hal berikut.

a. Kompleksitas soal.

b. Melihat kepentingan soal  dari berbagai segi.

c. Jumlah bobot keseluruhan pada suatu perangkat tes uraian yaitu 100 (untuk memudahkan perhitungan).

2. Pengaturan Nomor Soal

Pengaturan penomoran soal juga harus memperhatikan hal berikut ini.

a. Diurutkan berdasarkan Kompetensi Dasar.

b. Meletakkan soal yang mudah pada nomor awal, sedangkan soal yang menuntut jawaban yang rumit pada nomor selanjutnya.

Demikian kaidah penulisan soal uraian (esai) yang harus pendidik ketahui. Semoga bermanfaat

Tinggalkan Balasan