Gatrailmu.com. Proses pembelajaran memiliki beberapa prinsip yang perlu mendapat perhatian supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Satuan pendidikan dapat memilih untuk menerapkan kurikulum baru yang bernama Kurikulum Merdeka, Kurikulum 2013, atau kurikulum 2013 yang disederhanakan.
Selama dua tahun ke depan, Kurikulum Merdeka akan terus melakukan penyempurnaan berdasarkan evaluasi dan umpan balik dari berbagai pihak.
Baca : Konsep Fun and Active Learning untuk Pembelajaran yang Fleksibel
Prinsip yang menjadi pegangan dalam proses perancangan kurikulum yaitu sebagai berikut.
1. Sederhana, mudah dipahami dan mengimplementasikan.
2. Fokus pada kompetensi dan karakter semua peserta didik.
3. Fleksibel.
4. Selaras.
5. Bergotong royong.
6. Memperhatikan hasil kajian dan umpan balik.
Di dalam Kurikulum Merdeka, pendidikan berpatokan pada esensi dari belajar di mana masing-masing anak memiliki bakat dan minatnya masing-masing. Dengan kedua hal tersebut, maka menetapkan tolok ukur untuk menilai kedua anak yang memiliki minat berbeda pun tidak sama.
Tujuan utama prinsip pembelajaran ini yaitu agar proses pembelajaran dapat menjadi proses yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa.
Dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk siswa, maka, guru perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut
a. Prinsip Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Prinsip pembelajaran yaitu sebagai berikut.
1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam, sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik.
4. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra.
5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
b. Prinsip Asesmen
Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Prinsip asesmen yaitu sebagai berikut.
1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
2. Merancang asesmen dan melakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.
3. Merancang asesmen secara adil, proporsional, valid, dan dapat terpercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya.
4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang peserta didik capai, serta strategi tindak lanjut.
5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
c. Perencanaan serta Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen
Asesmen di awal pembelajaran dapat untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, dan hasilnya dapat untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian peserta didik.
Pada pendidikan khusus, asesmen pelaksanaan diagnostik sebelum perencanaan pembelajaran sebagai rujukan untuk menyusun Program Pembelajaran Individual (PPI).
Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan kegiatan pembelajaran dan perangkat ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran, konteks satuan pendidikan, dan karakteristik peserta didik.
Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan jenis, teknik, bentuk instrumen, dan waktu pelaksanaan asesmen berdasarkan karakteristik tujuan pembelajaran.
Apabila pendidik menggunakan modul ajar yang pemerintah sediakan dan/atau membuat modul ajar merujuk pada modul ajar yang pemerintah sediakan, maka pendidik tersebut dapat menggunakan modul ajar sebagai dokumen perencanaan pembelajaran, dengan komponen sekurang-kurangnya terdiri dari tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen untuk memantau ketercapaian tujuan pembelajaran.
Untuk SMK, mitra dunia kerja dapat mendukung pembelajaran, asesmen, dan uji kompetensi yang selaras dengan prinsip-prinsip asesmen.
Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen pada mata pelajaran Praktik Kerja Lapangan (PKL) di SMK pelaksanaannya secara kolaboratif oleh satuan pendidikan dan mitra dunia kerja.
d. Pengolahan Hasil Asesmen
Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan strategi pengolahan hasil asesmen sesuai kebutuhan.
Satuan pendidikan dan pendidik menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Untuk SMK, satuan pendidikan dan pendidik memilih Kriteria Unjuk Kerja (KUK) yang sesuai dengan konsentrasi keahlian. KUK menjadi kriteria minimum yang harus peserta didik capai pada setiap unit kompetensi.
e. Pelaporan Kemajuan Belajar
Satuan pendidikan menyiapkan pelaporan hasil belajar (rapor) peserta didik. Rapor peserta didik PAUD meliputi komponen identitas peserta didik, nama satuan pendidikan, kelompok usia, semester, tinggi badan dan berat badan, deskripsi perkembangan capaian pembelajaran, dan refleksi orang tua.
Rapor peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK atau sederajat meliputi komponen identitas peserta didik, nama satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran, nilai, deskripsi, catatan guru, presensi, dan kegiatan ekstrakurikuler.
Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan mekanisme dan format pelaporan hasil belajar kepada orang tua/wali.
Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK atau sederajat, satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan deskripsi dalam menjelaskan makna nilai peserta didik peroleh.
Menyampaikan lelaporan hasil belajar yaitu sekurang-kurangnya pada setiap akhir semester. Satuan pendidikan menyampaikan rapor peserta didik secara berkala melalui e rapor/dapodik.
Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau sederajat, satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan kelas dengan mempertimbangkan:
1. aporan kemajuan belajar;
2. laporan pencapaian projek penguatan profil pelajar Pancasila;
3. portofolio peserta didik;
4. paspor keterampilan (skill passport) dan rekognisi pembelajaran lampau peserta didik untuk SMK;
5. prestasi akademik dan non-akademik;
6. ekstrakurikuler;
7. penghargaan peserta didik; dan
8. tingkat kehadiran.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembelajaran dan asesmen diatur dalam panduan yang ditetapkan oleh pemimpin unit utama yang membidangi kurikulum, asesmen, dan perbukuan.
Untuk panduan asesmen terkait unit kompetensi disusun setelah berkoordinasi dengan pemimpin unit utama yang membidangi pendidikan vokasi.
Demikian prinsip pembelajaran Kurikulum Merdeka dan penerapan asesmennya. Semoga bermanfaat.***