Sudut Pandang Orang Pertama, Kedua, dan Ketiga beserta Contohnya
Tutorilmu.id. Dalam karya tulis, khususnya karya sastra sudat pandang merupakan elemen yang tidak bisa ditinggalkan dalam membangun cerita pendek.
Sudut pandang atau yang juga disebut point of view adalah arah pandang seorang pengarang dalam menyampaikan sebuah cerita, sehingga cerita tersebut menjadi lebih hidup dan bisa disampaikan dengan baik kepada pembaca atau pendengarnya.
Sudut pandang atau point of view ini juga merupakan sebuah teknik bagi penulis untuk membuat adanya rasa di dalam cerita. Jadi sudut pandangan ini sangat erat dengan teknik bercerita.
Baca : Pengertian Sudut Pandang Menurut Para Ahli
Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya terhadap cerita, dari sudut mana pengarang memandang ceritanya.
Pengertian sudut pandang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cakupan sudut bidik lensa terhadap gambar.
Macam-Macam Sudut Pandang
1. Sudut Pandang Orang Pertama
Sudut pandang orang pertama adalah cerita yang menceritakan diri sendiri atau kisah si penulis. Sudut pandang orang pertama menggunakan ‘aku’ sebagai peran utama.
Sudut pandang orang pertama ini biasanya akan membangun perasaan seolah-olah si pembaca ikut mengalami hal yang serupa dengan tokoh utama, ‘aku’ digunakan sebagai pusat cerita.
Contoh
Sungguh aku bersyukur. Sebagai dukun yang semula paling-paling hanya nyapih dan nyuwuk anak kecil monthah, rewel dan nangis terus, atau mengobati orang disengat kalajengking, kini —sejak seorang sahabatku membawa pembesar dari Jakarta ke rumah— martabatku meningkat. Aku kini dikenal sebagai “orang pintar” dan dipanggil Mbah atau Eyang. Aku tak lagi dukun lokal biasa.
2. Sudut Pandang Orang Kedua
Sudut pandang orang kedua biasanya menggunakan ‘kamu’ sebagai peran utama. Namun, sangat jarang ditemukan pada cerita fiksi.
Contoh
Lena tak bisa mengerti mengapa. Bisa-bisanya kamu main rahasia. Sejak itu kamu tak pernah bercerita lagi soal keceriaan Pasar Ikan pada Lena. Berita tentang udang dimuseumkan. Kabar paus terdampar tak lagi kamu gemparkan hingga ke tempat Lena berkuliah. Mendadak kamu menutup reportase Pasar Ikan pada Lena.
Ketika akhirnya berkesempatan pulang, Lena tak sabar menemuimu. Pasar jadi tempat pertama dituju. Kamu tak terdeteksi di sana. Rumahmu tak jauh, jadi Lena memutuskan mampir.
3. Sudut Pandang Orang Ketiga
Dalam Sudut pandang orang ketiga, umumnya penulis akan menggunakan nama tokoh dan beberapa tokoh lainnya. Sudut pandang orang ketiga dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Sudut pandang orang ketiga Terbatas
Pada sudut pandang ini, penulis mengetahui apa saja yang terjadi pada tokoh di sepanjang cerita, namun penulis enggak mengetahui secara mendetail.
Hal-hal yang diungkapkan dan diketahui oleh penulis berdasarkan pengamatan luar saja.
Contoh
Malika menutup ponselnya. Ia sama sekali tak menyukai apa yang dibacanya di sana. Besok, ia akan menemui Gino dan memutuskan untuk berbicara secara langsung dengannya. Ia marah dan merasa sangat tidak berguna.
b. Sudut pandang orang ketiga Serba tahu
Pada sudut pandang ini, penulis juga mengetahui segala hal yang terjadi pada karakter dalam cerita, namun jauh lebih mendetail dari sudut pandang orang ketiga terbatas.
Sudut pandang jenis ini penulis bisa mengetahui hingga isi pikiran dan hati si tokoh.
Contoh
Lelaki tua itu bangkit dari kursinya, perlahan menarik tas tangan kulit dari sakunya, membayar minuman, dan meninggalkan setengah bonus peseta. Pelayan mengikutinya dengan mata ketika pria tua itu keluar. Seorang pria yang sangat tua yang terhuyung-huyung tetapi tetap bermartabat.
Kenapa kamu tidak membiarkannya minum sampai kamu puas?” tanya pelayan lainnya. Keduanya memasang semua tirai. “Ini bukan jam setengah dua.” dia melanjutkan.
Saya ingin pulang dan tidur dengan cepat.
Demikian tentang Sudut Pandang Orang Pertama, Kedua, dan Ketiga beserta Contohnya. Semoga bermanfaat.